Mohon tunggu...
SatyaMeva Jaya
SatyaMeva Jaya Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, Berbagi, dan Lepas

I Never mess with my dreams "m a Sapiosexual"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keluarga Gubernur dan Wakil Gubernur yang Menjabat di Sumatera Selatan, Apakah Ini Cermin Dinasti Politik?

18 Oktober 2021   21:07 Diperbarui: 18 Oktober 2021   22:27 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bappeda.sumselprov.go.id

Secara konstitusi, tidak ada larangan bagi mereka calon kepala daerah atau calon legislative untuk mendapat hak dipilih walau mereka masih keluarga dari pejabat kepala daerah aktif atau petahana. Begitu juga untuk seluruh kandidat baru yang memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih. 

Dalam hal ini, dilihat bahwa aturan yang ada tidak menghalangi dinasti politik berkembang di Indonesia, terlebih pada provinsi di Indonesia, khususnya dalam hal ini adalah Sumatera Selatan. Sudah lumrah terjadi dalam setiap kesempatan  pada pemilihan umum tak sedikit para calon adalah keluarga dari petahana yang telah menjabat di Sumatera Selatan. Sehingga, Sumsel menjadi percontohan dinasti politik Indonesia yang sukses menjadikan beberapa anggota keluarganya sebagai petarung di pemilihan umum kepala daerah maupun anggota legislatif, alih-alih menggantikan, meneruskan bahkan menginvansi dinasti politiknya di daerah baru. namun, tidak semua yang berpartisipasi menemui nasib baiknya, dengan kata lain mengalami kegagalan.

Dengan ini, Apakah dengan tenarnya Herman Deru dan Mawardi Yahya membuat pencalonan keluarga mereka berhasil? Penulis coba jawab dengan uraian dibawah.

Berikut penulis coba untuk mengulas keluarga dari pejabat Politik daerah di Sumatera Selatan dengan sumber-sumber digital yang dapat ditemukan :

  • Herman Deru - Gubernur Sumatera Selatan (2018-2023)

Herman deru sebelum menjadi Gubernur Sumsel, ia menjabat sebagai bupati Oku Timur yang pertama selama dua periode (2005-2015) dan terpilih sebagai gubernur provinsi Sumatera selatan dalam Pilkada Serentak tahun 2018. Setelah ia terpilih ia memiliki beberapa keluarga yang mencalonkan diri sebagai peserta pemilu di Sumatera Selatan bahkan sebelum terpilih di pilkada tahun 2018 pun ada jejak keluarga yang telah terpilih menjadi anggota legislatif di Sumatera Selatan.

Pertama yaitu anak kandungnya bernama Almarhumah Percha Leanpuri yang maju Pilkada Ogan Komering Ulu (OKU) namun gagal. Sebelumnya ia merupakan anggota DPD RI periode 2009-2014 dan 2014-2019, kemudian tahun 2018 didaulat sebagai duta literasi Sumsel oleh Gubernur sekaligus ayahnya, dan menang pada pencalonan sebagai anggota DPR RI Sumsel II pada pemilu tahun 2019.  Artinya, anak Herman Deru tetap berhasil menjabat sebagai anggota DPD RI Sumsel dua periode dan Anggota DPR RI pada pemilu 2019. Namun, anaknya tersebut gagal pada Pilkada di Ogan Komeri Ulu (OKU)

Kedua yaitu adik kandungnya bernama Meilinda yang tadinya sempat isu bakal calon Bupati OKUT 2021. Namun akhirnya malah adiknya lanosin yang maju pada Pilkada Okut tahun 2021 lalu. Sebelumnya ia juga mantan anggota DPRD Sumsel 2014-2019. Artinya, Adik Herman Deru berhasil menjadi anggota DPRD Sumsel dan bukan kalah pada pilkada OKUT, namun ia tidak jadi maju Pilkada untuk adik kandungnya yaitu Lanosin.

Ketiga yaitu adik kandungnya bernama  H Bertu Merlas merupakan anggota DPR RI periode 2014-2019 lalu kembali mencalonkan diri dan terpilih kembali sebagai anggota DPR RI pada pemilu tahun 2019 dari Fraksi PKB. Artinya, Adik Herman Deru berhasil menduduki anggota DPR RI selama dua kali pemilu.

Dan keempat yaitu adik kandungnya bernama Lanosin,  merupakan Bupati di Oku Timur periode 2021-2024 sebelumnya ia menjabat sebagai kepala bidang/Eselon III ASN Pemkot Palembang tahun 2011 s.d 2020. Artinya, adik bungsu Herman Deru berhasil juga untuk meneruskan kepemimpinan kakak nya tersebut di Oku Timur.

  • Mawardi Yahya - Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2018-2023

Sebelum Mawardi Yahya menjadi wakil Gubernur Sumsel ia adalah mantan Bupati Ogan Komering Ilir (OI) yang pertama selama dua periode dari tahun 2005 s.d 2015, terhitung ia menjabat selama dua periode dari tahun 2005-2015 dan Ketua DPRD Ogan Komering Ilir (OKI) pada tahun 1999-2004, lalu ketua DPRD Ogan Ilir pada tahun 2004-2005.

Pertama yaitu anak kandungnya ke empat Bernama Ahmad Wazir Noviadi (anak ke-4) menjadi Bupati Ogan ilir ke-2, belum habis masa jabatannya, anak keempat wakil Gubernur Sumatera Selatan ini terjerat kasus penyalahgunaan narkoba tak lama setelah dilantik sebagai bupati Ogan Ilir. Sebab kasus ini ia terhalang untuk maju kembali pada pilkada Ogan ilir sesuai PKPU nomor 1 tahun 2020 pasal 4 ayat 1 huruf j, maka untuk melanjutkan periode selanjutnya yaitu wakilnya Bernama Ilyas panji Alam sampai habis masa jabatan pada tahun 2021. Ia yang kerap dipanggil Ovi sebelumnya pernah menjadi anggota DPRD Ogan Ilir pada periode 2014-2019, belum selesai masa jabatannya di DPRD OI pada tahun 2016 ia mencalonkan diri menjadi Bupati Ogan Ilir. Artinya, anak Mawardi Bernama OVI berhasil menduduki jabatan politik sebagai Anggota DPRD OI dan Bupati OI.

Selanjutnya pada pemilu OI tahun 2021, tidak menghalangi anak Mawardi untuk mencalonkan kembali, walau kali ini bukan lagi Ovi (sebab terhalang kasus narkobanya), tetapi kali ini adalah anak Mawardi yang kelima Ke ... kembali mencalonkan diri dan terpilih. 

Kedua yaitu pada Anak kandungnya ke... kelima,  sekaligus Adik dari Bupati Ogan ilir ke-2 yaitu Bernama Panca Wijaya Akbar menjadi Bupati Ogan Ilir ke-4 masa jabatan (2021-2026).  Artinya, anak bungsunya berhasil menjabat sebagai Bupati Ogan Ilir.

Ketiga yang ditemukan masih keluarga yaitu Walikota Prabumulih sekarang bernama Ridho Yahya merupakan adik kandung Mawardi Yahya sekaligus paman dari Bupati OI ke-2 dan ke-4. Ridho pernah menjadi wakil walikota Kota Prabumulih pada tahun 2008-2013 dan menjadi walikota Kota Prabumulih 2013-sekarang, beliau menang pada periodenya yang ke 2 pilkada tahun 2018 sebagai calon tunggal. Artinya, adik Mawardi berhasil meraih jabatan walikota kota Prabumulih, walau pada pilkada tahun 2018 ia AUTO WIN.

Berdasarkan keberhasilan tersebut, nyatanya banyak juga keluarga dari beberapa tokoh pejabat daerah di Sumsel yang tidak berhasil memuluskan anggota keluarganya berkarier politik, seperti Dodi Reza anak mantan Gubernur Sumsel (Alex Noerdin) gagal dalam pilgub Sumsel tahun 2018, ada Amarhumah ibu Percha anak dari Gubernur Sumsel (Herman Deru) dalam pemilihan Bupati di OKU tahun 2016.

Selain itu ada mantan Bupati Kabupaten Banyuasin (Amirudin Inoed) yang anaknya berhasil terpilih menjadi Bupati Banyuasin menggantikannya, namun di tengah perjalanannya anaknya tersebut tertangkap tangan KPK, dan masih banyak lagi. Artinya, pada hal ini kepemimpinan jangan terlalu dipaksakan untuk cepat matang padahal belum waktunya, harus mempertimbangkan kualitas, bukan politik haus kuasa saja.

Pada uraian dinasti politik di Sumatera Selatan diatas, penulis mencoba mengambil kedua contoh tokoh Sumsel yang memang sedang menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Prov. Sumatera Selatan yaitu Herman Deru dan Mawardi Yahya. Dengan tujuan ingin menunjukan bahwa terdapat keluarga para petinggi tersebut mencoba peruntungan berkarier politik mengikuti jejak Bapak atau kakak nya tersebut. 

Untuk menganalisa bahaya tidaknya dinasti ini, dilain kesempatan penulis mencoba menganalisa bagaimana bahayanya dinasti ini terkhusus di Sumsel. Apakah menjadi potensi-potensi korupsi, menjadi alat sebagai menutup kasus hukum keluarganya, penutup kekurangan-kekurangan dari keluarganya atau sekedar mempertahankan feodalisme di Sumatera selatan tanpa melihat kredibilitas dan integritas dari keluarganya yang akan  atau sudah menjabat tersebut. Sebenarnya, dinasti ini juga belum tentu berbahaya asalkan para calon tersebut memang mempunyai kemampuan memimpin yang baik, pengalaman politik yang bersih, meiliki integritas tinggi dan memiliki gagasan-gagasan yang bisa di wujudkan dalam membangun negeri.

Kalau saja penulis tidak mager, penulis ingin menulis kembali nama pejabat-pejabat di Sumatera Selatan lainnya. Tak kurang dari sepuluh pejabat tersohor Sumsel patut di duga melakukan Politik Dinasti, entah apakah dengan mencalonkan diri, pasti jadi, atau berujung bui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun