Mohon tunggu...
Yun Tumur
Yun Tumur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kresensia Yunita Tumur

Nama lengkap Kresensia Yunita Tumur. Saya seorang pegawai swasta. Berdomisili di Kupang, NTT. Cp :081281339170 (wa)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Sejati (Part 5)

19 September 2019   17:46 Diperbarui: 19 September 2019   17:56 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jam enam pagi. Saya merasa enggan untuk ke sekolah karena kejadian kemarin. Dengan langkah yang berat untuk memulai segala aktivitas pagi itu. Dari awal tiba di sekolah sampai depan kelas, jantung serasa berdegup sangat kencang. Jalan sembari melihat ke kiri dan ke kanan. Sesekali menunduk. Apa kata teman-teman tentang keluarga saya? Mereka pasti sudah ceritakan masalah itu ke teman-teman lain? Keluarga saya tidak bahagia. Keluarga saya diambang kehancuran. Semua pertanyaan dan statement itu penuh di pikiran saya.

"Selamat pagi, Lisa. Mona Lisa yang cantik", teriak Tino sambil menepuk pundak saya. Saya kaget dan berbicara terbata-terbata. "Ah Tino, Tino ini, hmm Tino. Dasar bikin kaget saja kamu", teriak saya dan berlari kecil menuju ke arah tempat duduk. Saya pura-pura cari kesibukan. Ambil pena dan buku, mulai menggambar yang tidak jelas. Padahal kebiasaan di hari-hari lalu. Setiap pagi pasti saya sudah bikin heboh dengan tingkah yang aneh-aneh bersama Tino. Saya sangat tomboy loh dan the best friend is Tino. Mungkin karena saya anak perempuan sendiri di dalam rumah dan di sekolah pun lebih suka bergaul dengan anak laki-laki.

"Woi, ngapain kamu? Kita tanding tiup karet yuk", ajak Tino. "Sebentar pas istirahat aja yah, saya sudah mulai gambar. Tanggung nih", tolak saya. "Tumben nih anak nggak asyik", kata Tino dengan nada kecewa. Saya sedikit merasa bersalah karena saya menunjukan sikap menghindar terhadap teman-teman lain. Kemudian bel tanda pelajaran pertama dimulai. Karena jam pertama adalah pelajaran agama, maka saya dan teman-teman yang beragama Katolik, Protestan dan Hindu mengikuti pelajaran di ruangan lain yang telah disiapkan. Untuk teman-teman yang muslim tetap belajar di kelas kami. 

Namanya Ibu Lusia yang mengajarkan kami pelajaran agama Katolik. Saya masih ingat materi pelajaran hari itu tentang hidup beriman keluarga Nazareth. Saya antusias sekali mendengar topik itu. Kenapa? I like christmas. Semua anak-anak pasti suka natal karena identik dengan hadiah. Tentunya sudah sering dengar cerita tentang keluarga Nazareth ini. 

Di jam pertama Ibu Lusia menceritakan sejarah berdasarkan kitab suci tentang kisah kelahiran Yesus dan masa kecil Yesus. Kemudian Ibu Lusia mulai mengajak berdiskusi ringan tentang keluarga kami. "Keluarga adalah tempat pertama kita mengenal dan mengalami kasih, saling mendengarkan, saling mendukung, saling mendoakan dan banyak sekali anak-anak yang tentunya akan mewujudkan hubungan yang harmonis. Siapa yang tadi pagi sarapan bareng Ayah dan Ibu?", tanya Ibu Lusia. Semua mengacungkan tangan ke atas selain saya. Saya menunduk. Teman-teman melihat ke arah saya. "Lisa tadi pagi sarapan sama siapa?", Kian bertanya. "Saya tadi pagi tidak sarapan", jawab saya ngawur dan disambut tawa sekelas. Ibu Lusia pun meminta semuanya tenang dan menasihati saya kalau penting sekali untuk sarapan. Beliau meminta saya setelah selesai pelajaran ke kantin untuk sarapan. Saya mau pelajaran ini cepat selesai. 

Saya sama sekali tidak bisa duduk tenang di kursi selama pelajaran dan selalu melihat ke arah jam. Saya takut Ibu Lusia menanyakan tentang keadaan keluarga saya. Saya malu dan takut bayangan kalau-kalau semua orang akan tahu tentang Ayah yang selingkuh dengan perempuan lain dan sering memukul Ibu. Saya menjerit dalam hati dan memohon agar pelajaran ini cepat selesai. Saya merasa seisi ruangan kelas berputar, saya tidak bisa mendengar lagi suara Ibu Lusia dan tiba-tiba gelap. Saya terjatuh.

Bersambung...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun