Mohon tunggu...
Yunriza
Yunriza Mohon Tunggu... Guru - Belajarlah dari kegagalan, jangan jadi pecundang

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku dan Makku (In Memoriam)

2 Desember 2020   15:59 Diperbarui: 2 Desember 2020   16:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membahas tentang seorang perempuan yang bergelar  "I B U" tidak akan ada habis nya. Ibu merupakan jantung nya sebuah kehidupan di dalam keluarga karena, ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui dan memberikan perhatian penuh kepada anak-anak nya.

Pengaruh seorang ibu sangat besar terhadap anak karena sejak lahir ibu lah yang selalu hadir disamping nya. Maka figure seorang ibu akan menjadi contoh bagi anak-anak nya. Oleh sebab itu dikatakan IBU adalah madrasah bagi seorang anak. terutama dalam keluarga dan untuk kehidupan masa depan nya.

Dalam Alquran (QS Al - Ahqaf : 15) Seseorang datang kepada Rasulullah saw dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi menjawab, 'Kemudian ayahmu.'"(HR. Bukhari dan Muslim)

*****

Aku di lahirkan oleh seorang ibu yang bernama Yusmina dan ayah ku Muhammad Yamin. Aku anak ke tiga dari empat bersaudara. Orang tua ku hanyalah petani biasa yang bekerja sehari-hari menggarap lahan perkebunan milik orang lain dan kemudian mereka mendapatkan upah dari hasil kerja mereka, Itu yang aku tahu ketika kecil.

Dengan kehidupan yang pas-pasan dapat pagi habis petang begitulah hidup di perantauan kata mak, oleh sebab itu ayah dan mak mencoba hijrah dengan pulang kampung memboyong kami anak-anak nya dan mencoba untuk hidup dimulai dari awal lagi.

Berkah kesabaran mak menjalani kehidupan berumah tangga dan mendidik kami hingga saat ini. Begitu banyak pelajaran dari mak yang sampai sekarang aku terapkan juga ke anak-anak ku. Pelajaran yang tak akan terlupakan seumur hidup

*****

Ibu, sekolah pertama ku...

Masih ku ingat memasuki usia sekolah, ketika itu usia enam tahun langsung masuk sekolah dasar karena tidak ada biaya masuk taman kanak-kanak, lagipula anak TK harus di tungguin menjelang pulang sekolah sedangkan mak harus bekerja membantu ayah mencari nafkah, itu alasan kedua mengapa aku tidak TK.

Jauh hari sebelum masuk sekolah mak sudah memberitahukan ku tentang banyak hal, " Ra, besok kalo pulang sekolah bajunya langsung dibuka dan di gantung ya nak, agar besok nya bisa dipakai kembali. Kalau sudah di pakai dua hari baru di cuci." Itu pesan mak yang selalu ku ingat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun