Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penjual Gagal, Kok Bisa?

3 Agustus 2022   16:08 Diperbarui: 3 Agustus 2022   17:03 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seringkali kita berhadapan dengan penjual gagal. Setidaknya kita sering berhadapan dengan penjual yang merasa gagal. 

Mereka kemudian berhenti menjual dan mencari pekerjaan lain.

Sebenarnya tidak hanya penjual gagal yang kita hadapi. Pegawai resign, sebagian juga berasal dari mereka yang merasa gagal. 

Barangkali yang berbeda adalah jumlahya. Sangat boleh jadi penjual gagal lebih banyak kita temui daripada pekerja gagal. Pertanyaan pentingnya adalah bagaimana mereka bisa gagal. 

Penyebab penjual gagal biasanya juga sama dengan pegawai yang gagal. Banyak faktor memang. Salah satu faktornya adalah motivasi. 

Pekerja kantoran "lebih sedikit' yang gagal karena memang motivasi mereka lebih baik. 

Para pekerja kantoran datang, melamar dan menjalani seleksi untuk bisa diterima. Untuk bisa sukses dalam proses tersebut dibutuhkan motovasi yang sangat tinggi. 

Artinya dari awal berangkat saja, mereka sudah full motivated. 

Profesi penjual adalah profesi yang terbuka. Siapapun boleh masuk. Tetapi seringkali mereka yang masuk adalah mereka yang sudah tidak diterima dibidang lain alias kepepet atau sementara. 

Mereka terjun ke dunia penjual seringkali tidak cukup motivasi untuk menjalankan profesionya. 

Dunia penjual adalah dunia yang sangat menjanjikan. Untuk sukses di bidang ini, sama saja syaratnya untuk bisa sukses di bidang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun