Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Musuh Bersama"

11 September 2018   07:11 Diperbarui: 11 September 2018   07:40 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Menciptakan musuh bersama" itu adalah kalimat yang melambangkan strategi banyak penguasa di muka bumi untuk mempertahankan kekuasaan nya. Dalam film dokumenter yang di tayangkan National geographic channel, pemimpin Uganda menjadikan pengusaha Asia (khususnya) India sebagai musuh bersama ekonomi Uganda. Sehingga pada akhirnya sang diktator mengusir seluruh pengusaha Asia dari tanah Uganda, telah mereka huni ratusan tahun. Namun rupanya strategi ini menjadi bumerang. Ekonomi Uganda hancur berantakan, karena rakyat Uganda tidak disiapkan untuk memegang kendali ekonomi secara tiba tiba.

Gagal dengan strategi ini, Idi Amin, mencoba strategi baru. Negara tetangga nya Tanzania, dijadikan musuh bersama berikut nya. Namun invasi ke Nagara ini menjadi sebab Amin, harus angkat kaki dari negaranya dan meminta suaka ke Arab Saudi.

Pada zaman Presiden Soekarno, apa yang disebut Nekolim dan Neo Liberalisme dijadikan musuh bersama. Sehingga ajaran komunis diharapkan menjadi konsep bersama pula dalam menangkis musuh bersama itu. Namun pada akhirnya, komunis juga yang membuat kekuasaan Sukarno berakhir.

Lain Sukarno lain Suharto pak Harto dalam 32 tahun kepemimpinan beliau, bahaya laten komunisme menjadi senjata utama dalam menyatukan bangsa. Ketakutan dan trauma masyarakat Indonesia terhadap komunisme dijadikan alat untuk membangun opini personifikasi Pak Harto sebagai simbol atau contoh hidup Pancasila, yang menjadi ideologi bangsa dan penangkal utama "bahaya laten komunisme". Opini yang dibangun adalah "yang tidak suka Suharto berarti anti Pancasila"

Pak Harto berhasil? Pada waktu nya Pak Harto juga dipaksa turun dengan kekuatan rakyat.

Zaman reformasi, ternyata penguasa negara masih memerlukan konsep "musuh bersama" dalam upaya menjaga kekuatan kekuasaan penguasa. Maka muncul lah istilah intoleransi, dan kemudian dikembangkan menjadi opini anti NKRI.

Opini yang terbentuk adalah siapa saja yang tidak setuju dengan pemerintah, siapa saja yang ingin ada calon baru yang menang dalam pemilihan kepala pemerintahan baik daerah dan pusat adalah kelompok intoleran dan anti NKRI.

Padahal istilah istilah ini baru muncul pada saat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak di inginkan oleh ummat muslim jadi gubernur DKI, karena ajaran Islam demikian. Bukankah suka dan tidak suka dengan pemerintahan adalah ciri demokrasi. Sehingga dalam negara demokrasi manapun kita mengenal adanya oposisi.

Inilah ciri demokrasi kita yang belum matang. Kita tidak siap dengan perbedaan pendapat. Bahkan ceramah ulama sekalipun, yang selama ini dipercaya ummat sebagai pembimbing kehidupan mereka, jika tidak segaris dengan perspektif penguasa harus di cegah untuk ceramah.

Penghadangan terhadap UAS dan sejumlah ulama lainya adalah bentuk ketidakmatangan berdemokrasi sebagai hasil bangunan opini musuh bersama yang dibangun penguasa.

Maka di carilah dalih macam macam yang sesungguhnya bersumber dari ketakutan akan kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun