Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Wayang" itu Bernama Abu Janda?

17 Desember 2017   10:20 Diperbarui: 17 Desember 2017   10:36 2233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekitar dua puluh tahun yang lalu,  dunia Islam Indonesia di heboh dengan tulisan seseorang,  yang sampai saat ini tidak jelas latar belakang nya di beberapa media cetak nasional.  Dia adalah Ulil Abshara Abdallah yang diberi ruang pada beberapa majalah dan koran terkenal ketika itu untuk menulis beberapa hal yang sangat membuat umat Islam bereaksi keras.  Diantara tulisan yang cukup diingat publik sampai saat ini adalah tidak wajibnya umat Islam menutup aurat atau dengan kata lain bahwa jilbab atau hijab bukan ajaran Islam melainkan hanya budaya Arab.  Disamping itu ada lagi pendapatnya yang menyebutkan bahwa ada beberapa ayat Al Quran yang sudah invalid masa berlakunya.  Ulil merujuk ayat tentang bagaimana pandangan Islam terhadap non muslim.

Ada satu pertanyaan yang saat ini barangkali belum ditemukan jawabannya secara sempurna,  yakni siapakah Ulil kala itu,  sehebat apakah kemampuan menulis nya dan secepat apakah ide nya sehingga majalah dan media Nasional memberikan ruang bagi dia untuk mempublikasi ide dan gagasan kontroversi nya.  Sangat tidak mungkin rasanya semua media nasional yang demikian terhormat memuat sebuah tulisan hanya demi sebuah sensasi dengan memuat tulisan yang asal kontroversi.

Buktinya saat ini, setelah Ulil menjadi anggota parlemen,  Ulil tidak terdengar lagi memberikan konstribusi buat bangsa ini.  Setidaknya konstribusi nya tidak lagi menjadi hal yang layak diberitakan media nasional.

Hal serupa saat ini berulang dengan muncul nya siapa yang menyebut dirinya Abu Janda. Dengan mengusung judul 'penjaga NKRI, penjaga Kebhinekaan, maka nama. Abu Janda, setelah membombardir postingan di media sosial,  abu janda saat ini mampu menempatkan namanya di media Nasional.  Abu Janda dapat kesempatan duduk satu panggung dengan tokoh nasional dengan gelar professor.  

Pertanyaan adalah siapakah Abu janda,  apa latar belakang nya,  sejauh mana pemahamannya tentang cinta NKRI,  tentang Kebhinekaan. Apakah pengetahuan Abu Janda tentang Kebhinekaan sudah setara dengan Professor Mahfud Md dan tokoh lainnya.  Dalil apa yang bisa kita gunakan untuk bisa meyakini bahwa Abu Janda memiliki pemahaman yang cukup tentang Kebhinekaan sehingga kita layak percaya bahwa dia adalah penjaga Kebhinekaan...?

Atau jangan jangan abu janda memiliki persamaan dengan Ulil,.  Tokoh kontroversi yang dimunculkan oleh suatu kekuatan tertentu untuk suatu tujuan tertentu.  Mengapa kita patut menduga demikian.  Karena pada keduanya kita tidak bisa lihat kapasitas keilmuan mereka untuk membicarakan isu yang sedang mereka kemukakan.

Saya justru semakin yakin Abu janda hanyalah tokoh "wayang"  yang dikendalikan dalang untuk suatu tujuan tertentu.  Mengapa di pilih fgure dengan kapasitas tidak memadai?  Karena tokoh dengan kapasitas maksimal tidak Akan pernah mau menjadi "pelacur"  ilmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun