Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ulama NU dan Ketaatan Ummat

15 November 2017   14:52 Diperbarui: 15 November 2017   15:10 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

NU atau Nahdatul Ulama merupakan organisasi Islam yang cukup tua untuk ukuran Indonesia.  Sebagai sebuah perkumpulan para ulama,  sudah barang tentu dapat ditebak bahwa tujuan dari organisasi ini adalah bagaimana membangun kekuatan ulama untuk menyampaikan risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad Saw.  Dikatakan dalam hadist bahwa Ulama adalah pewaris para Nabi.

Dalam pemikiran setiap umat Islam,  ulama adalah mereka yang memiliki pemahaman agama yang lebih baik sehingga menjadi guru bagi umat nya.

Tidak ada yang salah sebenarnya jika belakangan sejumlah kalangan NU berbicara tentang kebhinekaan.  Tidak ada pula salahnya ulama berbicara tentang kebangsaan.  Sebab semua itu bagian dari ajaran Islam.  Tetapi menyibukkan diri bicara kebangsaan dam Kebhinekaan sehingga lalai memikirkan ketaatan umat,  tentu bukanlah sikap bijak seorang ulama.

Satu hal lagi yang mungkin tidak semua orang bisa paham dengan kebijakan NU.  Dipilih nya kota Manado sebagai tempat Pra Musyawarah Nasional dan Konferensi besar Nahdatul Ulama,  disebutkan oleh ketua PBNU Robikin Emhas untuk "mempelajari nilai toleransi"  Islam Kristen di kota Manado untuk dijadikan budaya Nasional (Kompas 11-11-2017). Statement tersebut mengisyaratkan bahwa ada konflik serius  Islam dan Kristen di Indonesia.  Padahal Persoalan kebhinekaan muncul dan sangat boleh jadi muncul kan dan dibesar-besarkan media hanya antara pendukung dan kontra Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok dalam pemilihan gubernur DKI. Sebelum itu kita tidak perlu mengeluarkan energi yang besar dalam bicara toleransi,  kebhinekaan dan kebangsaan.

"Kampanye " Kebhinekaan,  kebangsaan yang di gaungkan oleh NU dewasa ini boleh jadi dirasakan umat Islam Indonesia bahwa ada masalah besar dalam hal toleransi, Kebhinekaan dan kebangsaan.  Umat Islam seolah diposisikan sebagai umat yang tidak mengakui toleransi dan Kebhinekaan dan tidak memahami tentang kebangsaan. Saya berkeyakinan,  positioning umat Islam yang dibangun seperti ini adalah sebuah kezhaliman.

Ulama,  tugas sesungguhnya nya adalah menyampaikan dan menjelaskan kepada umat tentang isi dan kandungan Al Quran dan Hadist.  Ulama adalah mereka yang seharusnya risau akan ketaatan umat, kepatuhan umat akan ibadah kepada Allah.  Ulama mestinya tempat umat termasuk para penguasa dan pemerintah bertanya,  benar atau tidak nya tindakan mereka.  Ulama bukan membenar benar kan perspektif dan tindakan penguasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun