Mohon tunggu...
Yuni Yuni
Yuni Yuni Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Pai

Mempunyai hobi membaca dan menulis, aktif di komunitas menulis kab Bekasi (KPPBR), aktif menulis di gurusiana, kompasiana, blogger, majalah, web kemenag, S1 UIN SGD Bandung, S2 UNISMA 45 Bekasi, S3 UNJ

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Merajut Kembali Kenangan Ramadan Masa Kecil

2 April 2023   09:14 Diperbarui: 2 April 2023   09:31 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: inakoran.com

Bulan Ramadan mempunyai kesan tersendiri bagi setiap orang, jika plasback ke nostalgia masa kecil bulan Ramadan adalah bulan yang ditunggu kedatangannya karena banyak hal yang unik dan berbeda dilakukan dari bulan-bulan lainnya, dulu sebagai anak merasakan susahnya bangun saat sahur, agak mengggerutu ketika dibangunkan sahur, makan sahur sambil agak mengantuk namun orang tua dengan sabar mengajak bangun dan makan.

Bahkan makanan sahur sengaja yang berkuah biar mudah makannya, nah ketika sudah menjadi dewasa dan menjadi orangtua sangat terasa perjuangan sebagai orangtua yang mencoba membiasakan anak untuk berpuasa ketika masih kecil, perjuangan ketika membangunkan anak sahur merupakan hal yang cukup sulit namun menyenangkan, dengan segala rengekan dan gerutu anak-anak ketika dibangunkan untuk makan sahur dan perjuangan memasak simpel untuk sahur itulah lika liku ketika makan sahur.

Momen berkesan lainnya adalah momen ketika dibangunkan sahur oleh beduk keliling "sahur". "sahur ". Yang dilakukan oleh anak-anak remaja mesjid yang berkeliling untuk membangunkan sahur karena dulu tidak ada alarm, lalu ketika sahur suka menyetel radio sambil menemani bersahur dan ketika waktu imsak tiba maka akan dibunyikan sirene ngiuuung... dari radio yang menandakan waktu imsak tiba dan harus berhenti makan.

Momen nostalgia yang lain yaitu ketika momen berbuka puasa selalu menjadi momen yang dinantikan bersama keluarga. Di Sunda ada istilah ngebuburit atau menunggu beduk magrib, hal tersebut hal yang sangat menarik biasanya ngabuburit mencari takjil/cemilan yang disukai sambil keliling-keliling jalan bersama teman, atau terkadang main bersama teman-teman. 

Dulu televisi masih banyak yang hitam putih jarang televisi yang berwarna, hp pun belum ada yang ada telepon rumah, dampak baiknya bagi anak-anak lebih senang bermain di luar rumah aktivitas yang dilakukan seperti bermain petak umpet, bermain tali, bermain pecahan genteng atau bermain di kebun dan lainnya supaya puasa tidak terasa sudah mau beduk kembali. Ketika berbuka puasa orangtua akan memasak yang disukai anaknya walaupun masak seadanya namun rasa kebersamaan dan kehangatan yang tercipta saat semua anggota keluarga berkumpul bersama dan berebut makanan dengan saudara.

Momen menyambut datangnya bulan Ramadan selalu memberikan kesan mendalam, karena di mesjid suka ada kegiatan buka puasa bersama dan shalat tarawih, dulu oleh guru PAI suka diberikan tugas mengisi buku Ramadan yang didalamnya harus diisi kegiatan tadarus Al-Quran, kegiatan sholat 5 waktu, kegiatan shalat tarawih dan menuliskan isi ceramah ustaz serta meminta tandatangan pak ustaz setelah selesai tarawih. 

Oleh karena itu harus pergi tarawih setiap hari dan tidak lupa meminta bekel buat jajan, karena biasanya suka banyak orang yang jualan dekat masjid, dulu diakui kalau sholatnya agar bisa bertemu teman-teman dan bisa jajan serta menuliskan isi ceramah, sekarang dengan usia semakin dewasa dan sebagai orang tua seharusnya niat shalatnya lebih baik lagi. Tradisi baik buku Ramadan yang harus diisi anak baiknya dipertahankan, mungkin bentuknya bisa  aplikasi tertentu tidak harus hardcopi agar anak termotivasi shalat tarawih dan menimba ilmu dari kultum ustaz.

Bulan Ramadan juga selalu menjadi momen yang istimewa untuk membaca Al-Quran bersama-sama, baik di rumah atau di masjid, ada istilah khataman artinya ketika bulan Ramadan berakhir membaca Al-Quran pun khatam atau selesai sampai juz ke 30. Momen yang tidak kalah berkesan adalah bulan Ramadan bulan yang "obral pahala"  kata ustaz, semua kegiatan yang dilakukan mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi mengandung pahala, termasuk tidur walaupun jangan kebanyakan apalagi membantu orang-orang yang membutuhkan dengan memberikan zakat fitrah sebelum hari raya Idul fitri.

Momen yang menarik ketika di sekolah adalah biasanya waktu sekolah lebih pendek dari jam sekolah biasa sehingga pulang bisa lebih cepat. Karena berpuasa hawanya mengantuk di kelas namun guru tidak marah hanya menyuruh untuk ke kamar mandi untuk memcuci muka, ketika puasa jarang ada tugas atau pr karena ada tugas buku Ramadan yang harus diisi. Di sekolah ada kegiatan sanlat /pesantren kilat biasanya dilaksanakan sebelum libur Idul Fitri, anak-anak diberikan wawasan tentang puasa dan lain-lain oleh guru PAI.

Ketika masih kecil suka menghitung puasa yang sudah dilakukan di kalender jika sudah selesai satu hari maka dicoret, dan begitu seterusnya kenapa karena sebelum bulan Ramadan orang tua akan mengajak kita untuk membeli baju baru untuk dipakai saat idul fitri dan nanti akan diberikan uang angpao atau amplop karena sudah tamat puasanya, jika ada yang tidak tamat sampai magrib maka uang amplopnya dikurangi. Nah itulah memori-memori masa kecil ketika bulan Ramadan simpel namun terkesan sampai saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun