Mohon tunggu...
Yuni Yuni
Yuni Yuni Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Pai

Mempunyai hobi membaca dan menulis, aktif di komunitas menulis kab Bekasi (KPPBR), aktif menulis di gurusiana, kompasiana, blogger, majalah, web kemenag, S1 UIN SGD Bandung, S2 UNISMA 45 Bekasi, S3 UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Identifikasi Preferensi Gaya Belajar Siswa Melalui VARK Questionnaire

30 Maret 2023   11:18 Diperbarui: 30 Maret 2023   12:44 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan artikel  dari Taiyeb dan Mukhlisa (2015) terdapat korelasi baik antara gaya Belajar dan motivasi belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar, hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki kecenderungan gaya belajar masing-masing, ada visual, auditorial, kinestetik, visual-kinestetik, visual-auditorial, dan auditorial-kinestetik (Taiyeb & Mukhlisa, 2015). 

Gaya belajar adalah cara seseorang memproses dan memahami informasi serta cara terbaik untuk belajar. Terdapat beberapa jenis gaya belajar, dan salah satu di antaranya adalah gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.

Guru dapat membantu memetakan gaya belajar siswa menggunakan instrumen tertentu dan memberikan informasinya terhadap siswa guru, Ketika guru mengetahui gaya belajar siswa harapannya dalam memilih metode pembelajaran dapat mencakup beberapa jenis gaya belajar siswa agar dapat belajar lebih optimal dan meningkatkan hasil belajar. 

Setelah siswa mengetahui apa gaya belajarnya, harapannya dapat mengoptimalkan cara belajar  yang sesuai dengan diri mereka sehingga berperngaruh  pada hasil belajar mereka menjadi lebih baik.

Ada beberapa instrumen untuk mengidentifikasi gaya belajar seseorang diantaranya VARK Questionnaire, VARK adalah singkatan dari Visual, Auditory, Reading/Writing, dan Kinesthetic. Instrumen ini mengidentifikasi preferensi belajar seseorang berdasarkan jenis-jenis tersebut.  Adapun penjelasannya adalah :

  1. Visual (Visual), Individu yang memiliki preferensi visual belajar dengan melihat gambar atau diagram, misalnya dalam bentuk grafik atau chart. Mereka cenderung memahami informasi dengan melihat visualisasi dari konsep yang dipelajari.
  2. Auditory (Auditif), Individu yang memiliki preferensi auditif belajar dengan mendengarkan informasi secara verbal, seperti dalam bentuk ceramah atau diskusi kelompok. Mereka cenderung memahami informasi dengan cara mendengarkan.
  3. Reading/Writing (Membaca/Menulis), Individu yang memiliki preferensi membaca/menulis belajar dengan membaca dan menulis informasi. Mereka cenderung memahami informasi dengan membaca teks atau menulis catatan.
  4. Kinesthetic (Kinestetik, Individu yang memiliki preferensi kinestetik belajar dengan melakukan atau melakukan tindakan fisik. Mereka cenderung memahami informasi dengan melalui pengalaman langsung dan aktivitas fisik.

Teori VARK Questionnaire dapat membantu individu untuk memahami cara mereka belajar yang paling efektif dan membantu mereka dalam mengatur cara pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. 

Misalnya, seseorang dengan preferensi visual mungkin membutuhkan diagram atau grafik untuk memahami konsep, sementara seseorang dengan preferensi auditif mungkin lebih suka mendengarkan penjelasan lisan atau diskusi kelompok. 

Aplikasi teori VARK Questionnaire telah menjadi topik perdebatan di kalangan peneliti pendidikan, beberapa studi menunjukkan bahwa preferensi pembelajaran tidak selalu konsisten dengan preferensi VARK, pendekatan pembelajaran yang terlalu terfokus pada preferensi individu mungkin tidak selalu efektif untuk pembelajaran yang holistik. Terlepas dari adanya  pro dan kontra hal tersebut wajar dalam dunia penelitian, bagi pendidik dapat dijadilan salah satu acuan pemetaan gaya belajar.

Teori VARK Questionnaire dikembangkan oleh Neil D. Fleming, seorang profesor dari University of Otago di Dunedin, Selandia Baru, dan diterbitkan dalam artikel berjudul "VARK: A Guide to Learning Styles" pada tahun 2001 di jurnal Practical Assessment, Research & Evaluation. Teori VARK kemudian telah menjadi populer dan digunakan di berbagai konteks pendidikan dan pelatihan di seluruh dunia.

Beberapa kelebihan teori VARK adalah  membantu guru untuk memahami preferensi belajar siswa dan memperhatikan kebutuhan belajar individu mereka, guru dapat memvariasikan metode pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar individu siswa, ketika siswa belajar dengan cara yang lebih sesuai dengan preferensi belajar mereka, mereka dapat merasa lebih termotivasi dan tertarik pada pembelajaran, dapat membantu siswa dan guru untuk mengevaluasi pembelajaran dan memperbaiki metode pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan pada teori VARK antara lain beberapa studi menunjukkan bahwa kategori VARK tidak memiliki reliabilitas yang cukup tinggi dan menghasilkan hasil yang tidak konsisten, beberapa ahli pendidikan menganggap VARK sebagai konstruk yang tidak valid. 

Keterbatasan dalam memahami preferensi belajar siswa yang mencakup empat kategori gaya belajar, yaitu visual, auditori, kinestetik, dan membaca/tulis, bisa jadi ada siswa yang memiliki preferensi belajar yang lebih kompleks dan bervariasi, yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh empat kategori VARK. 

VARK hanya memperhatikan preferensi belajar individu dan tidak mempertimbangkan faktor psikologis dan sosial, seperti motivasi, kepercayaan diri, keterampilan belajar, dan pengalaman sebelumnya, yang dapat mempengaruhi hasil belajar. VARK tidak mengakomodasi konteks pembelajaran dan hanya fokus pada preferensi belajar individu. 

Oleh karena itu, VARK mungkin tidak selalu relevan untuk digunakan dalam semua konteks pembelajaran, seperti pembelajaran online atau dalam kelompok besar. Hal ini yang menjadi dilematis juga terutama dalam pembelajaran di sekolah negeri dengan jumlah siswa yang besar (40 siswa).

Teori VARK dapat digunakan dalam perencanaan pembelajaran untuk mempertimbangkan preferensi belajar siswa dan merancang strategi pembelajaran yang tepat. Contoh penerapan teori VARK dalam perencanaan pembelajaran guru PAI yaitu

  • Guru dapat memvariasikan metode pembelajaran untuk mengakomodasi berbagai preferensi belajar siswa, misalnya  guru dapat menggunakan gambar, diagram, dan video untuk siswa visual, membaca dan mendengarkan pengajaran untuk siswa auditori, memberikan teks atau tulisan untuk siswa membaca/tulis, dan menggunakan gerakan tubuh dan eksperimen langsung untuk siswa kinestetik.
  • Guru dapat mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran untuk memaksimalkan pemahaman siswa, misalnya guru dapat menggunakan presentasi PowerPoint yang menampilkan gambar atau video, membacakan surah-surah Al-Quran atau hadits dan meminta siswa untuk merekam pengajaran tersebut agar bisa diputar kembali.
  • Guru dapat memberikan umpan balik yang sesuai dengan preferensi belajar siswa, sebagai contoh, guru dapat memberikan umpan balik secara visual dengan menggunakan grafik atau diagram untuk siswa visual, memberikan umpan balik secara lisan untuk siswa auditori, memberikan umpan balik tertulis untuk siswa membaca/tulis, dan memberikan umpan balik melalui pergerakan tubuh atau eksperimen langsung untuk siswa kinestetik.

Adapun contoh pembelajaran PAI berdasarkan teori VARK yang dapat dilaksanakan oleh guru yaitu :

  1. Visual (Visual), Siswa yang memiliki preferensi belajar visual dapat diajarkan dengan menggunakan gambar, diagram, dan video. Sebagai contoh, guru dapat menggunakan presentasi PowerPoint yang menampilkan gambar atau video tentang sejarah Nabi Muhammad SAW atau lokasi suci di Mekah dan Madinah.
  2. Auditory (Auditif), Siswa yang memiliki preferensi belajar auditori dapat diajarkan dengan membaca dan mendengarkan pengajaran. Sebagai contoh, guru dapat membacakan surah-surah Al-Quran atau hadits dan meminta siswa untuk merekam pengajaran tersebut agar bisa diputar kembali.
  3. Reading/Writing (Membaca/Tulis), Siswa yang memiliki preferensi belajar membaca/tulis dapat diajarkan dengan memberikan teks atau tulisan tentang topik pembelajaran. Sebagai contoh, guru dapat memberikan bacaan tentang kisah para sahabat atau meminta siswa untuk menulis esai tentang pentingnya ibadah shalat.
  4. Kinesthetic (Kinestetik), Siswa yang memiliki preferensi belajar kinestetik dapat diajarkan dengan menggunakan gerakan tubuh dan eksperimen langsung. Sebagai contoh, guru dapat meminta siswa untuk berdiri dan mengikuti gerakan shalat atau melakukan simulasi haji di dalam kelas.

Dari contoh diatas menggambarkan pentingnya pemantik dalam kurikulum merdeka atau pengamatan pada kurikulum 2013  dengan menampilkan semua preferensi siswa baik berupa gambar, suara, tulisan dan praktek untuk memicu siswa bertanya dan memvariasikan metode pembelajaran serta penilaian yang diberikan pada siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun