Mohon tunggu...
Yuni Wahyuni
Yuni Wahyuni Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Perempuan Biasa yang Tengah Belajar Jadi Lebih Baik Dari Sebelumnya

Penyuka film kartun dan penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bukan Seberapa Hebat, tapi Seberapa Manfaat

5 Juni 2019   23:38 Diperbarui: 6 Juni 2019   09:34 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

"Pernah kukatakan padamu, perihal diri ini yang masih mengemban luka. Meski keyakinanmu, kadang membawa diri ingin berteriak, "Tuhan, izinkan aku bertaubat."

-Puspa

***

Siang yang terik membawaku ke sudut kota paling panas. Membiarkan warna kulit yang sudah sawo matang, berubah jadi kian coklat.

"Mau ke mana?" sapanya sambil tersenyum.

"Mau beli makan. Kamu mau ke mana?" tanyaku pula sambil memandangi wajahnya. Tubuhnya kurus, rambutnya sedikit bergelombang. Tapi wajahnya cantik dan menenangkan.

"Asli Indonesia, Mbak?" tanyanya lagi masih dengan wajah menghadap ke arahku.

Aku mengangguk sebagai jawaban. Lantas melambaikan tangan sebagai ucap perpisahan.

Setelah hari itu dan hari-hari berikutnya, aku hanya tahu, pertemuan kadang memang begitu lucu. Mempertemukan sekali, tanpa harus saling mencari.

***

Masih dengan wajah yang terus menundul, aku meraba perasaanku sendiri. Menyelami tiap kata yang beberapa hari lalu seorang teman mengirimiku pesan lewat Telegram.

[Jangan mudah percaya dengan kata orang, Pus. Nanti takutnya kamu menyesal.]

Awalnya aku diam, hingga beberapa kian lamanya, jemari ini mengetikkan balasan.

[Iya, aku paham. Terima kasih sudah diingatkan,] balasku sambil tak lupa menaruh emot orang tersenyum bahagia.

[Jadilah juga yang bisa memberi manfaat pada orang lain, Pus.]

[Akan aku usahakan,] balasku tanpa menunggu balasan.

Memang benar, seorang teman itu tak pernah lagi datang. Sampai waktu berlalu, teman yang pernah menyapaku saat mau beli nasi dengan yang memberiku nasihat akhirnya saling bertegur sapa di kolom komentar.

"Loh! Kalian saling kenal?" tanyaku keheranan.

Mereka pun membalas secara bersamaan. Mungkin hanya beda seperdetik sekian.

"Hahaha, kami saudaraan, Pus," jawab salah satu di antara mereka yang menggunakan nama lelaki.

"Oy oy oyyyy ... betulkah itu? Masya Allah sekali, ya?" kataku sengaja menekankan tanda tanya di belakang.

"Iya, Pus. Kami saudaraan," jawab akun si perempuan pula sambil mengirim stiker acungan jempol.

Aku tersenyum. Menyadari, betapa antara hebatnya ciptaan Tuhan, Ia juga sepaling baiknya Tuhan yang Maha Agung dalm menciptakan kebermanfaataan pada tiap kekurangan.

-selesai-

Taiwan, 05 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun