Mohon tunggu...
Yunita Devika Damayanti
Yunita Devika Damayanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Football, Music, Books, Foods.

Pelajar paruh waktu yang mencintai sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jika Luke Shaw Memilih Menyerah

30 Juli 2021   10:51 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:16 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @lukeshaw23

Tidak ada yang aneh dari jalannya pertandingan saat itu di Kota Eindhoven, Belanda. Semua terlihat normal layaknya pertandingan sepak bola pada biasanya, setidaknya sampai tekel horor itu menerjang kaki Luke Shaw yang saat itu masih tergolong pemain wonderkid. 

Miris, tidak ada yang menyadari bahwa di dalam lapangan, ada kondisi darurat dari salah satu 22 pemain yang sedang berebut mengejar bola. 

Shaw tidak bisa bangkit berdiri usai mendapat tekel dari Hector Moreno di kaki kanannya. Lebih memilukan lagi wasit tidak langsung menyadari saat kejadian berlangsung. 

Bagaimana dengan kamera? Kamera juga luput dari kejadian tersebut, barisan kamera lebih dahulu mengarah ke wajah Moreno saat pemain United bahkan belum menyadari apa yang sedang dialami rekan satu timnya.

Setelah kurang lebih sembilan menit para medis memberikan upaya pertolongan pertama, Shaw akhirnya ditandu keluar lapangan. Keluarnya Shaw juga menandai berakhirnya karir sang pemain pada musim tersebut, atau mungkin musim-musim berikutnya. 

Pemain muda yang dibeli mahal oleh United, yang digadang-gadang akan mendapatkan penghargaan Sir Matt Busby Awards di akhir musim, segenap anggota klub dan fans akhirnya harus berlapang dada menerima kenyataan jika pemain kesayangan mereka harus menepi cukup lama dan mustahil memenangkan penghargaan di musim itu. Ya, semoga hanya di musim itu.

Urusan makin pelik kala proses pemulihan Shaw memakan waktu yang amat lama, yaitu sekitar 10 bulan. 

Saat Shaw sudah dinyatakan pulih, posisi manager Manchester United sudah berpindah tangan dari sebelumnya dipegang oleh Louis Van Gaal beganti menjadi Jose Mourinho.

Pelatih otoriter yang selalu menuntut poin sempurna di setiap pertandingan. Pelatih yang tidak kenal belas kasihan kepada pemainnya, sekali mereka terpinggirkan sulit rasanya untuk merebut tempat utama kembali. 

Bahkan tidak segan mengkritik pemainnya di depan awak media. Benar-benar permainan mental yang luar biasa. Kalian pernah dibentak-bentak kaka kelas sok iye saat masa orientasi di sekolah atau kampus? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun