Mohon tunggu...
Yunita Devika Damayanti
Yunita Devika Damayanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Football, Music, Books, Foods.

Pelajar paruh waktu yang mencintai sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ceritanya Kembali ke Setelan Pabrik, Bos?

28 Januari 2021   09:15 Diperbarui: 31 Januari 2021   22:22 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @manchesterunited

Old Trafford seakan sudah kehilangan harga dirinya, stadion bersejarah di Tanah Britania kini seolah menjadi tempat yang angker bagi sang tuan rumah, berkebalikan dengan kubu lawan yang menganggap Old Trafford area bermain dan mencuri poin yang menyenangkan. 

Entah dampak pandemi sehingga ketidakhadiran suporter mempengaruhi performa tim, atau memang magis si stadion yang sudah hilang akibat timnya terlalu lama mengampaskan diri. Rasanya seluruh pendukung Manchester United pasti setuju dengan pendapat saya jika MU lebih all out ketika bermain di kandang lawan, bukan di Theatre Of Dreams.

Mimpi buruk kembali terjadi di Teater Impian kebanggaan warga Manchester. Pekan ke-20 Premier League mempertemukan MU dan Sheffield United di Old Trafford. Di atas kertas MU yang seharusnya bisa dengan mudah memenangkan pertandingan, karena mereka masih mengantongi kepercayaan diri yang tinggi setelah sebelumnya mengandaskan Liverpool, ditambah tim yang saat ini mereka hadapi adalah klub yang sedang berjuang di dasar klasemen.

Secara keseluruhan, MU lah yang lebih mendominasi permainan. Sejak menit awal, aksi Marcus Rashford yang melakukan tendangan first time sudah menjadi ancaman bagi lini belakang Sheffield.

Hingga akhirnya The Blades yang lebih dulu membuka keunggulan lewat skema sepak pojok yang dikonversi oleh Jean Fleck, dan berhasil dituntaskan menjadi gol berkat tandukan Kean Bryan.

Seperti biasa, MU akan mulai panas jika tertinggal lebih dulu. Terbukti dengan hadirnya gol Anthony Martial, yang sayangnya dianulir wasit karena sebelumnya ada pelanggaran yang dilakukan oleh Harry Maguire.

Lagi-lagi striker berkebangsaan Perancis itu membuat seluruh pendukung Setan Merah tidak mampu menahan diri untuk tidak mencaci-maki. Iyalah hyung, emosi jiwa ini tiap liat tuh anak bolak-balik buang peluang. Klean tau drakor The World of the Marriage? Pernah nonton? Emosi kan? Nonton Martial maen jauh lebih emosi.

Berawal dari Bruno Fernandes yang dengan sangat baik hati mengoper bola ke Martial di kotak pinalti, berharap bisa comeback tapi pupus karena bola sundulan Martial masih mengarah ke pelukan Aaron Ramsdale.

Sampai babak pertama usai keunggulan masih dimiliki kubu Sheffield. Nah, di babak kedua ini MU jauh lebih tancap gas. Ada Mason Greenwood yang baru tiga menit peluit dibunyikan sudah mengancam dengan tendangan jarak dekatnya, namun sayang masih menyamping. Greenwood nggak salah, yang salah adalah pihak konstruksi stadion karena bikin gawang kurang lebar.

Si Rashford yang kelamaan bergaul sama Martial juga jadi ketularan ampasnya. Tendangannya malah ngincer pelukan kiper. Ruqyah dulu sono Ford, biar insting nyetak gol elu bisa secakep Dimitar Berbatov.

Nggak lama kemudian, Gol! Kapten kesayangan sejuta umat akhirnya mencetak gol penyama kedudukan. Fix ya tiap Alex Telles yang ambil corner kick itu pasti nggak bakal sia-sia. Ditanduk dah itu bola masuk ke gawang sama Harry Maguire. Mantappp. Kambek ini pasti, kata fans MU.

Oh, never in your wildest dreams, dude. Bales fans Sheffield begitu kira-kira. Nah betolll, belum sepuluh menit imbang, Oliver Burke nyepak itu bola sampe kena kaki Axel Tuanzebe, jadilah itu bola berubah arah dan jadi gol. Oalah lawak kali ini bocah. Lu tau Tuanzebe? Dia orang yang sama yang pernah ngantongin Mbappe sama Neymar. Tapi di laga tadi keknya tuh anak lg agak oleng deh jd nglawak.

MU nyaris menyamakan kedudukan kembali, tapi bola sepakan jarak jauh Alex Telles membentur kaki lawan dan berakhir membentur tiang gawang. Alamat kalo urusannya udah sama tiang gawang ya pasti kalah ini. Bener cuy, tidak ada gol tambahan tercipta dari keduanya. Laga berakhir untuk kemenangan Sheffield United. Entah sudah berapa kali musim ini MU dipecundangi di rumah sendiri.

Slogan statistik hanyalah deretan angka yang terkadang tidak berguna nyatanya memang benar. Secara statistik MU unggul jauh diatas Sheffield, dengan 16 shoot, dimana 4 di antaranya shoot on target, dan ball possession yang menyentuh angka 75 persen.

Nah kan, kalo tim kalah apa gunanya statistik? Saya pun bukan tipe manusia yang mendewakan catatan statistik dan penguasaan bola. Selama tim bermain efektif dan mampu memanfaatkan peluang, statistik tidak ada artinya bagi saya. Mau penguasaan bola 25 persen pun bodoamat, asal menang.

Akibat kekalahan melawan Sheffield inilah MU akhirnya gagal mengkudeta posisi puncak klasemen. Sekarang mereka ada di posisi dua dengan perolehan 40 poin. Buat fans MU sabar aja ya, anggep aja turun dari puncak itu mau beli pop mie dulu buat persediaan di puncak sampe akhir musim. Tetap cheers!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun