Mohon tunggu...
Yunita Devika Damayanti
Yunita Devika Damayanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Football, Music, Books, Foods.

Pelajar paruh waktu yang mencintai sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ketika Louis Tomlinson Menggambarkan dengan Sempurna Keberanian Demonstran Melalui Lagu "Fearless"

15 Oktober 2020   05:54 Diperbarui: 19 November 2020   23:37 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @louist91

Just for tonight, look inside and spark that memory of you

Strong enough to get it wrong in front of all these people

Dan untuk kawan-kawan yang turun tangan memperjuangkan negeri ini, lihat tidakkah kalian sadari jika kalian adalah sosok yang luar biasa. Untuk malam ini saja lihatlah memori yang telah kalian ciptakan hari itu, berdiri gagah dengan tangan kosong dihadapan aparat, tanpa rasa takut menerjang kepulan asap gas air mata yang pedihnya melebihi kenangan bersama mantan.

Kawanku, tidakkah kalian lihat jika dirimu cukup kuat menghadapi tekanan media yang beramai-ramai memberitakan kericuhan akibat demontrasi alih-alih menyoroti teman seperjuangan yang hilang pasca demo, alih-alih mengungkap para jurnalis yang ditahan padahal identitas mereka jelas jika mereka adalah bagian pers, yang semestinya tidak boleh dihalangi saat bertugas.

Saat media luar negeri berani memberitakan kekerasan oknum aparat yang dilakukan kepada mahasiswa, media negeri sendiri justru sibuk mencari rating dengan menampilkan video halte terbakar, kerusuhan akibat provokator dan hal lainnya yang menyudutkan pejuang keadilan seolah-olah merekalah dalang dari kekisruhan di tanah air. Padahal jika DPR tidak mengesahkan RUU dagelan ini secara terburu-buru tidak akan memantik anak-anak muda untuk turun ke jalan.

Belum lagi ada yang membandingkan demo di Indonesia dengan negara maju, duh. Itu yang membandingkan tidak melihat apa yah gimana chaosnya Paris, rusuhnya Hongkong, dan anarkisnya negeri yang dipimpin Donald Trump. Ketika pemerintahnya ambyar, beropini di medsos kena UU ITE, interupsi di dewan microphone dimute, satu-satunya cara? Ya turun ke jalan.

Entah yang ikut cuma numpang bikin konten, setidaknya mereka berguna untuk membuat massa terlihat banyak. Biarkan yang kritis berorasi dan mereka mengikuti jalannya demonstrasi, karena jika yang boleh demo hanya mahasiswa dengan intelektualitas tinggi belum tentu tuntutan bisa didengar karena dalih yang menolak sedikit.

Fearless, fearless

Kelak saat diri kalian dewasa akan diingat oleh seluruh masyarakat bagaimana kalian maju tanpa rasa takut membela kebenaran. Ketangguhan kalian menghadapi tekanan negeri sendiri akan menjadi cerita yang menginspirasi untuk diri kalian nanti. Panjang umur hal-hal baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun