Mohon tunggu...
Yunita Dewi
Yunita Dewi Mohon Tunggu... Guru - Orang yang Menginspirasi

Ingat selalu ucapkan Maaf, Tolong, dan Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pentingnya Memaafkan pada Pasangan Menikah yang Keduanya Bekerja (Dual Earner)

8 Desember 2022   10:26 Diperbarui: 8 Desember 2022   10:43 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Pernikahan yaitu ikatan emosional antara dua orang untuk berbagi kedekatan fisik, emosional, beragam tugas, dan sumber ekonomi (Olson, dan Defrain, 2003). Layaknya kehidupan, pernikahan pun tidak selalu berjalan dengan baik. Pasti ada saja masalah yang menerpa. Belum lagi jika adanya perbedaan pendapat diantara kedua pasangan. Menurut Crospanzo dan Wright (1993) faktor pemicu konflik keluarga yaitu kurangnya rasa pengertian antara kedua pasangan, hilangnya tekad mempertahankan pernikahan, dan berkembangnya harapan-harapan tidak realistis terhadap pernikahan. 

Status pasangan yang sama-sama bekerja juga berkontribusi menjadi penyebab terjadinya konflik pada pernikahan. Biasanya pasangan menikah yang memilih menjadi dual earner (keduanya bekerja) disebabkan keadaan status sosial, atau bisa jadi kedua pasangan memang sudah bekerja dari sebelum menikah, dan sama-sama enggan untuk melepas pekerjaan selepas menikah.

Sumber masalah pasangan dual earner biasanya berasal dari peran-peran yang sering tidak jelas serta adanya tuntutan peran dari lingkungan. Ketidakseimbangan peran, seperti pembagian waktu dan tanggung jawab yang dilakukan untuk keluarga dan juga pekerjaan dapat menyebabkan ketidakstabilan pernikahan. Sebagai contoh, pasangan dual earner sama-sama kembali kerumah dalam keadaan lelah, tetapi masih harus mengurus pekerjaan rumah dan mengasuh anak. Hal tersebutlah yang akan menjadi titik awal munculnya konflik jika pasangan tidak berkomitmen untuk mengusus rumah tangga bersama-sama.

Salah satu cara untuk menyelesaikan konflik dalam pernikahan yaitu dengan memaafkan (forgiveness). Forgiveness juga sangat penting untuk mempertahankan rumah tangga. Penelitian yang dilakukan oleh Dharmawan dan Wismanto (2010) pada 40 pasang suami istri, mendapatkan bahwa semakin tinggi forgiveness maka semakin tinggi kepuasan pernikahan, demikian pula sebaliknya. 

Maka dari itu, maaf-memaafkan untuk pasangan menikah sangat dibutuhkan. Jangan malu untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf terlebih dahulu, dan mari saling melepas ego untuk saling memaafkan kesalahan pasangan. 

Semangat untuk semua pasangan dual-earner :) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun