Mohon tunggu...
Yunita Dewi
Yunita Dewi Mohon Tunggu... Guru - Orang yang Menginspirasi

Ingat selalu ucapkan Maaf, Tolong, dan Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agresivitas Penggemar K-Pop yang Pernah Menonton Konser Idolanya

5 Desember 2022   16:03 Diperbarui: 5 Desember 2022   16:15 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penggemar Penggemar K-Pop atau yang disebut K-Popers (Korean Pop Lovers) biasanya akan memilih grup idola mana yang disukai, lalu bergabung dengan komunitas fans club (fandom) masing-masing untuk mendukung sang idola.

Banyaknya K_Popers di Indonesia dibuktikan dengan tercatat sudah 20 drama Korea yang ditayangkan RCTI sepanjang tahun 2015 dengan rating tinggi (Anggraeni, 2015) dan dari 8 konser K-Pop yang digelar di Indonesia pada tahun 2012 berhasil mendatangkan sekitar 111.000 penonton (Star, 2012). 

Penggemar K-Pop juga dapat dikatakan sebagai penggemar yang fanatik, bagaimana tidak, penggemar K-Pop dikenal selalu loyal karena tak segan untuk mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membeli album, merchandise, dan tiket untuk menonton konser idola (Tartila, 2013). Hal inilah yang membuat penggemar K-Pop terkadang dianggap bersikap berlebihan, adiktif, obsesif, dan konsumtif yang sebenarnya dapat mengarahkan mereka pada fanatisme.

Beberapa konser atau event K-Pop yang diadakan di Indonesia tidak terlepas dari ricuh dan dorong-dorongan. Konser festival musik Korea yang diadakan pada tahun 2011 di Istora Senayan menjadi salah satu saksi ricuhnya penggemar K-Pop saat dibukanya arena konser yang menyebabkan beberapa penggemar pingsan akibat berdesak-desakan (Dian, 2011).

Showcase salah satu idola Korea yang diadakan di Gandaria City pada tahun 2013 lalu pun sempat harus dihentikan sementara karena beberapa penonton pingsan akibat kericuhan yang terjadi (Steviani, 2013). 

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiani (2016), mendapatkan bahwa semakin kuat fanatisme terhadap idola, maka agresivitas pada penggemar K-Pop juga akan semakin tinggi. Ddidapatkan pula agresivitas pada penggemar K-Pop dengan usia kurang dari 15 tahun memiliki agresivitas paling tinggi, diikuti subjek dengan usia 16-20 tahun, dan terakhir subjek dengan usia 21-25 tahun. 

Agresivitas tertinggi pun didapatkan pada orang yang baru 1-5 tahun menjadi penggemar K-Pop daripada yang sudah menjadi penggemar K-Pop selama 6-10 tahun.

Berdasarkan beberapa kejadian yang terjadi, ada baiknya penggemar K-Pop agar lebih dapat mengontrol perilakunya agar stereotip negatif yang melekat pada penggemar K-Pop akan pudar, dan mencoba untuk menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain agar tidak selalu terfokus kepada artis idola. 

Salam hangat untuk seluruh penggemar K-Pop, 

Hwaiting !, Saranghaeyo~ 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun