Hal yang ketiga tentang tanggung jawab otakku adalah ingatan. Ini lebih parah dari pada kedua hal yang ku sebutkan tadi. Lagi-lagi pintu kamarku diketuk, Ibu datang menanyakan di mana kunci motor, Ibu akan pergi ke pasar. Aku sedang berusaha mengingat-ingat kemudian adikku nyeletuk "harusnya kunci motor dikasih alarm aja ya Bu, biar gampang ketemu kalau kakak lupa naruhnya."
Bola mataku langsung melebar, pandanganku tajam ke arah adikku yang langsung sembunyi di belakang Ibu.
Hampir 30 menit mencari ke setiap tempat, ku temukan juga kunci motor di dalam saku rok yang sedang aku pakai. Terbukti sudah jika ingatanku tak sewajarnya.
Aku duduk kembali di kursi, berniat menulis sebuah cerita tetapi aku lupa di mana menaruh pena. Waduh, kertasku bahkan masih kosong tak ada coretan. Dimana ide itu sebenarnya menyelinap?
Kalau sudah begini, kapan aku bisa punya buku seperti penulis terkenal itu?