Mohon tunggu...
Boarneges
Boarneges Mohon Tunggu... Profesional -

"Tidak-kah kita merasa kehilangan orang-orang yang selama ini kita andalkan? mari kita melawan lupa,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Toleransi di Malam Takbiran

25 Juni 2017   00:28 Diperbarui: 25 Juni 2017   02:52 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan berpeci dan berjaket hitam ia berada di tengah keramaian pawai malam takbiran menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriah. Ia adalah temanku, dan bukan muslim. Aku menghampirinya dan sedikit bertanya keberadaanya di tengah-tengah pawai itu. Ikut menikmati kemacetan karena padatnya kendaraan yang berpawai. Ia tersenyum sembari menunggu lancar arus kendaraan di depannya, ia menjawabku : "Aku ikut bergabung dengan teman-teman yang merayakan hari ini. Mereka mengundangku. Sejak hiruk pikuk politik di Jakarta kemarin, secara gamblang diberitakan media di Televisi. Ada rasa enggan dan sedikit kwatir teman-teman disini, mengingat daerah kita ini mayoritas Nasrani. Mereka mengkhwatirkan adanya pihak ketiga atau oknum-oknum yang tak bertanggung jawab yang bisa saja memanfaatkan situasi untuk memprovokatori keadaan. Yah, makanya kita ikut, biar teman-teman ini bisa menikmati malam takbiran tahun ini dengan damai. Kita juga turut berbahagia dengan itu. Puji Tuhan, semua terkendali dan lancar. Kita bersama mereka, kita mengawal sampai tuntas dan takkan kita biarkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, siapapun dia! untuk mengganggu malam ini"

Sebuah jawaban pasti yang tegas dan menggambarkan betapa harusnya di negeri ini kita saling peduli. Persatuan dan kesatuan adalah harga mati. Aku sedang berdiri di depan sebuah gereja ketika sedng mengobrol dengan temanku itu,  aku menyaksikan muda-mudi gereja sedang ramai berdiri disampingku. Mereka melambai dan tersenyum kepada peserta pawai, sembari membantu mengarahkan kendaraan yang macet supaya dapat berjalan lancar. Mereka mengucapkan "Selamat Idul Fitri" kepada setiap kendaraan yang mereka hantarkan di tengah kemacetan. Ucapan selamat yang dibalas dengan senyum dan salam dari peserta pawai. Luar biasa bukan?

Persaudaraan yang menghidupkan. Kemajemukan adalah berkah. Menjaga kebhinekaan bangsa ini, bukan hanya tugas dan tanggung jawab TNI-POLRI semata, bukan hanya tugas Presiden Jokowi, bukan hanya tugas Pemuka Agama, tapi merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama sebagai sesama saudara sebangsa dan setanah air. Ketegasan tanpa ragu. Menyatakan : "Tidak akan kita biarkan, siapapun dia, mengganggu saudaraku, kita akan menjaganya!".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun