Mohon tunggu...
Yuniarti Dwi Fatmasari
Yuniarti Dwi Fatmasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Airlangga

Menggambar, menulis, dan membaca cerita merupakan hobi yang saya lakukan di waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kereta Api dan Mahasiswa Rantau: Sebuah Romansa Klasik

30 Mei 2023   01:03 Diperbarui: 30 Mei 2023   01:05 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta api Dhoho berhenti di Stasiun Kertosono. Foto: Dokumen pribadi

Terjalinnya sebuah romansa tak harus berlandaskan cinta, terkadang ia hadir sebagai bentuk dari suatu pengorbanan. Sebagai contoh, yakni romansa klasik yang terjalin antara kereta api dan mahasiswa. Mereka terhubung dari perpaduan hasrat dan tekanan. 

Mahasiswa rantau ditempa, baik fisik maupun akal. Hidup mandiri di kota orang, mengemban semua kepercayaan dari orang terkasih, dan memikul mimpi dari dalam nurani. Hari-hari sepi nan bisu berkecamuk di dalam pikiran. Kerinduan yang mendalam memang sulit diatasi. 

Perjalanan baru dimulai dari stasiun. Jajaran kursi tunggu itu menjadi saksi akan kebahagiaan yang membuncah serta air mata yang tertahan di kelopak. Akhir pekan yang berharga tak boleh dibuang sia-sia. Berburu tiket seminggu sebelum keberangkatan telah menjadi rutinitas. 

Status kereta api yang kini telah menjadi moda transportasi idola membuat persaingan dalam mendapatkan tiket semakin kompetitif. Tepat pukul 00.00 WIB, pertarungan dimulai.

Dengan bermodal ponsel dan jaringan internet yang lancar, tiket kereta api di aplikasi KAI Acces dapat dibeli dengan pembayaran via online. Pembeli pertama akan sangat diuntungkan karena dapat memilih jam keberangkatan, gerbong, dan nomor kursi sesuai keinginan. 

Jadwal kereta malam selalu menjadi yang paling laris sehingga pembeli di pagi hari harus puas memilih jadwal yang masih tersedia, baik dengan maupun tanpa kursi. 

KAI lokal Dhoho dengan rute Surabaya Kota tujuan Blitar lewat Kertosono selalu menjadi incaran para mahasiswa rantau Surabaya asal Karesidenan Kediri setiap akhir pekan dan hari libur nasional. Faktor utamanya ialah harga tiket yang ramah di kantong, yakni hanya dengan Rp 15.000 saja rasa rindu dengan keluarga bisa terobati. 

Gerbong 3 dan 4 dengan nomor kursi E selalu menjadi favorit. Gerbong 3 dan 4 terletak dekat dengan gerbang pembatas rel dan tempat tunggu penumpang sehingga tidak perlu berjalan jauh untuk menuju ke pintu kereta. 

Nomor kursi E terletak tepat di sebelah jendela serta hanya berisi dua penumpang sehingga lebih longgar. Tak ayal, tiket dengan gerbong dan nomor kursi tersebut cepat habis. 

Di sepanjang perjalanan kita dapat menemui pemandangan ciamik, seperti awan, pabrik, pusat kota, ladang jagung, dan hamparan sawah. Bila beruntung, kita dapat melihat perbatasan hujan melalui awannya. Akan terlihat dua pertemuan antara awan mendung dan awan putih. Istimewanya lagi kita bisa menyaksikan secara langsung fenomena-fenomena unik yang menyegarkan mata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun