Mohon tunggu...
yuniar rosyidah
yuniar rosyidah Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Pembelajar karya tulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga Mekar Pukul Empat

7 April 2021   15:39 Diperbarui: 7 April 2021   15:50 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak pernah sekalipun telinga indahmu mendengarkan rintihan kerinduanku

Sungguh kekagumanku hampir berhenti pada titik dimana aku memandangmu

Sinar matahari menyinari ku dari sorot dedaunan..

Kau halangi ia menyentuh kulitku,

Semakin kau berusaha menjangkau sinar matahari agar tak menyinari kulit-kulitku

Semakin kau terbakar bagai arang

Teriakanmu memekikkan telinga penjuru dunia

Ku terdiam pasrah mengadu pada langit

Langit memberikan petuah bahwa aku harus kuat dan tegar dalam kegelapan

Disinilah tempatku banyak belajar 

Langkah demi langkah, perih demi perih, bahkan nafas yang menyesakkan pun sudah aku lalui

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun