Penyakit dalam tubuh manusia dapat terjadi dari berbagai hal, diantaranya: pola pikir, pola makan, pola hidup. Berdasarkan pendapat dari Abu Zaid dalam buku Irawan (2015) menyebutkan penyakit fisik dapat disebabkan dari jiwa yang sakit, maksudnya penyakit fisik bermula dari jiwa yang berlebihan merasa tertekan, kurang menikmati kehidupan, dan tidak merasakan sukacita.
Akibatnya tubuh tidak seimbang dalam pemenuhan kebutuhan dan berkembang sebagai sebuah penyakit fisik. Tokoh pertama yang mebedakan antara neurosis (penyakit syaraf) dan Psikosis (penyakit mental) adalah Abu Zaid. Klasifikasi gangguan neurotik neurosis emosional menjadi empat: Ketakutan dan kecemasan, amarah dan agresi, kesedihan dan depresi, obsesi dan gangguan pikiran.Â
Manusia harus selalu seimbang dalam pemenuhan kebutuhannya baik secara psikis maupun fisik. Manusia harus selalu mampu menjaga kesehatan baik fisik, pikiran dan perasaannya dari ancaman ledakan emosional tak terduga. Emosional yang tak terduga menyebabkan denyut jantung mengalami perubahan drastis dan beresiko gangguan fungsi jantung.
Ibnu Sina juga berpendapat bahwa pikiran dan tubuh manusia memiliki relasi. Pikiran mmapu mengendalikan tubuh dan terdapat hubungan hierarkis diantara keduanya. Emosi yang kuat menyebakan pemenuhan diri. Contohnya: Seseorang yang percaya bahwa dirinya akan sukses maka yang terjadi adalah ia benar-benar sukses. perilaku tubuh yang akan mengarahkan pada kepercayaan itu.
Berdasarkan pengetahuan tersebut, maka keseimbangan antara pikiran dan tubuh harus selaras sehingga dapat menekan terjadinya sakit pada tubuh maupun pikiran. Berbahagialah sebagaimana kau bahagia, nikmati hidup dari setiap jalannya. Kau boleh tertawa namun tidak berlebihan sebaliknya kau boleh sedih namun tidak berlebihan. Sesuatu yang berlebihan tidak akan baik untuk diri.