Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Apri/Fadia, Apanya yang Kurang?

4 Juli 2022   06:09 Diperbarui: 4 Juli 2022   06:59 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari https://www.kompas.com/

PASANGAN Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti menjadi juara Malaysia Open 2022, dengan mengalahkan pasangan Tiongkok, Zhang Shu Xian/Zheng Yu 21-18, 12-21, 21-19 di hari Ahad Kliwon, 4 Dzulhijjah 1443 H.

Apri/ Fadia menang dalam tempo 1 jam 10 menit. Ini adalah gelar perdana Apriyani/Fadia di turnamen bulutangkis BWF yang versi super series, atau tepatnya gelar Super 750 pertama bagi putri Bogor, Siti Fadia SR. 

Bayangkan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti bermain spartan selama 70 menit, tentunya stamina yang harus prima dan luar biasa untuk bermain 1 (satu) jam lebih tersebut. 

Selain itu pasangan ini membuktikan bahwa racikan coach Eng Hian memang top. Baru dipasangkan di Sea Games bulan Mei lalu -dan langsung merebut emas- dua bulan kemudian menjadi jawara lagi.

Aura kampiunnya Apriyani/ Fadia sebenarnya sudah tercium di babak perempat final.

Sang monster dalam tunggal putri, ganda putri nomor wahid dari Tiongkok, juara dunia 2021, yaitu Chen Qing Chen/ Jia Yi Fan dilibasnya dalam duel sengit secara rubber set 14-21, 21-13, dan 21-16. Apri/ Fadia dengan demikian membalas kekalahan mereka saat final Indonesia Master lalu. 

Bagi Apriyani ini juga membuktikan kualitasnya. Bahwa saat final Olimpiade Tokyo tahun lalu, ketika Apriyani berpasangan dengan Greysia Polii, bukanlah kemenangan yang berbau keberuntungan. Apriyani mempunyai resep tersendiri menundukkan pasangan juara Asian Games 2018 itu.

Sehari sebelumnya, pasangan Jepang yang sedang on fire (karena masih hangat-hangatnya juara Indonesia Open) yaitu Nami Matsuyama/Chiharu Shida mereka kalahkan dengan straight game. Matsuyama/ Shida ini juga pemegang gelar All England tahun lalu, yang bisa kalah hanya dengan dua gim saja.

Apa kehebatan Apri/ Rahayu? Mereka bermain layaknya the minnions. Mengandalkan kecepatan, perihal yang agak jarang "madzhab"nya diambil oleh ganda putri dunia. 

Biasanya ganda putri bermain dengan rally lalu diselingi smash keras dan dropshot. Namun ganda kita ini mainnya mengandalkan lob datar yang  kencang, berani adu drive. 

Selain itu Fadia tidak malu untuk jatuh bangun dan tergelincir di karpet. Sedangkan Apriyani mulai memunculkan jumping smash. Sepertinya di sektor putri hanya Arisa Higashino (pemain ganda campuran Jepang) yang mampu melakukan smash lompat dengan apik. Maka Apriyani adalah putri kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun