Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kunci Sukses Arswendo: Ganti Nama

21 Juli 2019   02:56 Diperbarui: 26 Juli 2019   13:28 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arswendo Atmowiloto | Diambil dari KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo

Beberapa jokes yang saya ingat dari almarhum misalnya pernah suatu saat beliau muncul di TVRI, tahun tahun akhir era 80-an, ketika membahas pentas tradisional "ketoprak", kalau tidak salah.

Saat itu sang pembawa acara salah kira. Dikiranya bung Wendo ini orang Yogya. Jawab Wendo, "Saya tetangganya Jogja". Almarhum memang asli Solo. 

Beberapa buku pelajaran di sekolah berbeda-beda dalam menyebut asal ketoprak. Ada yang Yogyakarta, ada yang Surakarta (Solo). Kemudian ketika muncul kontroversi Inul Daratista --waktu itu penampilan Inul diprotes beberapa ulama, termasuk artis dangdut Rhoma Irama, sekitar tahun 2002- si mas Wendo malah nyeletuk (di sebuah teve swasta) kok namanya tidak sekalian saja "Inul Payudara". 

Tabloid Monitor pun terlihat lucu kalau dilihat dari hurufnya yang aneh, bahkan sempat ada salah ketik sewaktu pertama kali terbit. Kesalahan tersebut tinggal diralat pada edisi berikutnya dengan tambahan embel-embel tulisan bagian judul Baru Sekali Terbit Sudah Ada Salah Ketik, kurang lebih demikian. Majalah Senang kurang apalagi lucunya, yang menjuluki Kompas dengan: Koran Berbahasa Indonesia Terbesar di Dunia.

Di penjara kang Wendo tetap menjaga passion menulis. Ada beberapa buku kisah inspiratif di balik penjara yang dia kisahkan. Salah satunya adalah buku "Auk" atau Auh Ah Gelap yang sempat menjadi cerita bersambung di sebuah koran nasional.

Bangkit dari keterpurukan --akibat dimasukkan sel- itulah yang menurut saya menjadi indikasi kesuksesan. Atau sebagai katakanlah kesuksesan yang ke-2 (dua), setelah dia membangkitkan Monitor tahun 1986, dan tutup tahun 1990, serta merintis penulisan saat di penjara. 

Kemudian Bung Wendo memiliki perusahaan sendiri (Atmo chademas persada) pada saat keluar penjara tahun 1995, dan berkibar lagi di teve-teve nasional sebagai komentator sampai saat ini.

Lika-liku karir beliau, bahkan dari masa susah sekolah saat menjadi yatim piatu, dan daya tahan terhadap bantingan hidup, merupakan aspek yang bisa ditiru anak muda nusantara. 

Beliau yang menulis buku "Mengarang itu Gampang", mungkin mengajarkan bahwa Hidup itu Gampang juga, asalkan kerja keras, kreatif dan mempertahankan passion. 

Selamat jalan bapak maestro penulisan kita, mas Sarwendo atau Arswendo Atmowiloto. Rest in Peace, dan semoga meninggal dalam kebaikan (husnul khatimah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun