Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mas Kesot Bercukur Lagi

16 Mei 2019   16:12 Diperbarui: 19 Mei 2019   17:07 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka berbincang agak lama. Si istri merasa pernyataan mas Kesot mengandung sense of humour yang sangat tinggi. Namun dia agak kuatir ke pernyataan pernyataan Kesot sebelumnya. Memang ndhagel sih, tapi apa semua orang memiliki sense of humour yang sama.

Perbincangan berlanjut sambil menunggu maghrib tiba. Bayangan istri Kesot mengembara ke puluhan tahun yang lalu. Mengalami sendiri naik turunnya kehidupan. Suatu saat Kesot divonis mati, karena ada semacam "barang" yang hinggap di perutnya. Badannya kurus kerontang lemah lunglai saat itu. Ajib. Kesot tetap hidup dan dokter pada heran, mungkin hanya satu manusia ini yang masih bisa bertahan hidup meski dihinggapi penyakit macam itu.

Namun  yang namanya "garwo" tetap sigaraning nyowo, ketika sebagian nyawa optimis, separuhnya lagi penuh rasa kuatir. Walaupun si istri merasa itu memang passion suaminya. Waktu jaman pak Harto dulu, saat Kesot mendekati usia 40-an, masa masa itulah sang suami belajar didekati Ratu. Namun pelan pelan mas Kesot-ku juga mempersiapkan batu nisan untuk pak Ratu. Walau katanya biar "husnul khatimah".

Zaman pak Rudi, mas Kesot nulis di Suara Merdeka, kalau pemimpin Islam tapi ngucapne salam (assalamu alaikum waroh matullahi wa barokatuh) saja "ora teteh" atau tidak bisa lancar. Tidak patut pemimpin ICMI kayak itu. 

Eranya pak Kiai Durahman, yang disebut sebagai orang terdekat mas Kesot, itu saja suamiku gak pernah mendekat ke istana. Sekali datang, ketika kia Durahman udah siap siap lengser dari kantornya.  

Zaman yu Wati jadi lurah, dia nyanyikan lagu gundul gundul pacul, yang menggambarkan saat lagu "wakul glimpang segane dadine sak latar" .... Namun bagi yu Wati, nasi itu tidak tumpah karena sudah dicicip sambal jalan. Nasinya udah dicicil dimakan sendiri, secara pelan pelan.

Zaman pak Susi, yang berasal dari Jawa Timur, ibukota SBY alias Surabaya, passion untuk ngritik tetap jalan. Mas kesot menggambarkan saat pak Susi mengalahkan yu Wati (juga prof Raisa) inilah kemenangan hamburger atas tempe -yang selama ini jadi presiden Indonesia. Pemilu dengan cara pemilihan langsung sangat mementingkan fisik. Menurut Kesot, sebenarnya prof Raisa yang lebih cocok jadi Lurahsaat itu. Lalu berikutnya zaman si Dodo jadi lurah, dia gambarkan bahwa "Petruk dadi ratu" yaitu ketika Ketua Karang Taruna bisa menjadi lurah.

Intinya mas Kesot-ku menempatkan dirinya menjadi ulama, yang berseberangan dengan umaro. Tapi sebentar, sebentar,  sebentar, lik Dodo wingi-wingi kae lak cukur rambut bareng wong-wong Garut. Apa Gusti Alloh nyindir mas Kesot-ku supaya rajin potong terhadap kegondorongannya selama ini. Saat istri masih mbathin, si Kesot jauh berpikir, "Aku potong rambutku yang gondrong, sedikit demi sedikit. Kok besoknya  masih mimpi Bercukur lagi. Padahal rambut ini adalah mahkotaku yang paling berharga." Masih lanjut Kesot, apa musti ke Garut ... ke tempat mantanku dulu. Oalah jabang bayik. 

cukur-jokowi-1789484952-5cdd30253ba7f773201e76d2.jpg
cukur-jokowi-1789484952-5cdd30253ba7f773201e76d2.jpg
Gambar: https://nasional.kompas.com/read/2019/01/19/10100511/cukur-massal-di-garut-presiden-jokowi-ikut-pangkas-rambut

Kesot pernah mengatakan ke istrinya, analogi dari sunan Kalijogo itu ngeheks banget. Soal lagu gundul  gundul pacul tadi, kemudian satu lagi soal Punakawan. Punakawan (dengan ayah: Semar) ngabdi ke satria pandawa -dalam hal ini Arjuna. Arjuna tunduk patuh ke Kresna. Kresna menaruh hormat tinggi ke Semar. Hla Semar ini kan rakyat. Siklus itu yang perlu dipahami rakyat, bahwa pemimpin itu pelayan alias abdi masyarakat. Mereka itu jongos kita. Blaik, kok malah dipolisikan tho ....

***

Markesot (mimpi) bercukur lagi. Lagi, lagi dan lagi. Dia telah bertanya ke sana kemari apa arti mimpi bercukur.  Ada yang bilang mau dapat rejeki. Ada yang suruh ngamati siapa yang nyukur, apakah anak anak atau dewasa. Apakah orang biasa atau tokoh atau malahan saudara. Lalu saat nyukur itu kita aktif atau pasif dalam peristiwa bercukur itu. Dicukur sama rata ataukah lebih bagian kiri, bagian kanan, bawah/ atas? Wah mbingungi. Istrinya yang sudah dua puluh dua tahun mendampingi juga tersenyum, menyembullah pipi yang menthuk menthuk seperti bakpia pathuk itu. Oalah bakpia bakpia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun