Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"In Memoriam" George Herbert Walker Bush

2 Desember 2018   00:36 Diperbarui: 2 Desember 2018   01:02 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: http://www.etan.org

BANYAK hal menarik dari jajaran presiden Amerika Serikat, yang kemudian jadi bahan kritik atau malah bahkan cemooh media mereka. Kaitannya dengan Indonesia, salah satunya adalah bagaimana para presiden AS itu "dipaksa" untuk memakai batik. 

Seakan gayung bersambut, media amerika kemudian mentertawakan batik ria ala presidennya. Seperti dahulu "curhat" Iwan Tirta (almarhum) desainer batik, yang pernah curcol di sebuah televisi. Iwan Tirta merespon pernyataan media USA saat itu yang menertawakan Bill Clinton memakai batik pas pertemuan APEC di Bogor (tahun 1994). Clinton dianggap mengenakan baju lucu -bahkan seingat saya ada sebutan badut untuk batik yang dikenakan Bill.

Apabila ditarik beberapa belas tahun sebelumnya, ada Presiden AS yang mentertawakan dirinya sendiri saat memakai batik. Suatu saat presiden Ronald Reagan menemui presiden Soeharto di Jakarta. 

Reagan beserta nyonya Nancy berbaju batik ketika itu. Pada saat perpisahan jabatan presiden, Ronald Reagan mentertawakan dirinya sendiri karena dibalut batik yang agak dipaksakan dengan lambang negara amerika -simbol bergambar "elang botak" itu. 

Logo itu muncul atas bawah kiri kanan. Sila cek youtube saat perpisahan Reagan, dengan kata kunci Reagan jokes, ketika Reagan bercerita kisah-kisah uniknya semasa menjabat presiden. Kata Reagan di video itu, kurang lebih bila diindonesiakan ujarnya: Ini baju hadiah dari teman saya orang Indonesia.

Selain Reagan, dan Clinton, presiden Barack Obama juga pernah kena ledekan media saat mengenakan batik. Obama dapat jatah batik hijau (media USA menggambarkan hijau dengan Islam). Waktu itu acara East Asia Summit tahun 2011 di Nusa Dua, Bali, semasa presiden SBY.

Namun selain para presiden yang disebut di muka, ada juga 1 (satu) orang presiden yang meminta dibuatkan batik. Maksudnya bukan terpaksa a.k.a bukan ketentuan protokoler. Dialah  George Herbert Walker Bush (biasa disebut "Bush senior"). Bush dan sang istri nyonya Barbara (yang meninggal April 2018 lalu) batiknya didesain oleh --lagilagi sang maestro- Iwan Tirta.

Hari ini Sabtu Kliwon 01/ 12/ 2018 bertepatan 22 Rabiul Awal, pada waktu sore Jakarta, atau malam waktu Amerika, mantan presiden George Bush dikabarkan meninggal di usia 94 tahun.  To God we belong, to God we return (innalillahi wa inna ilaihi roojiun). Melihat usianya, beliau hanya 3 (tiga) tahun lebih muda daripada mendiang pak Harto. Kalau pembaca masih ingat, dulu pernah ada pertemuan Presiden Soeharto dan Presiden Bush di Amerika. Penerawangan saya menyatakan, sepertinya Bush yang lebih muda malah dominan dalam pertemuan itu.

Di foto tersebut, yang dimuat di harian Suara Merdeka (Semarang, tahun 1989 sepertinya), Bush kelihatan sedikit menyorongkan posisi duduknya menjauh dari sandaran. Bush bermimik muka antara senyum dan serius, dengan kedua telapak tangan yang bertemu. Sepertinya Bush kelihatan atau tampak offends -bukan defends. Sedangkan presiden Soeharto duduk sedikit merebahkan badannya di kursi, tertawa lebar, dan peci miring sedikit. Sepertinya bapak pembangunan kita selama 32 tahun itu berbicara, "Terserah dik Bush saja lah .....".

Bush menjadi presiden AS ke-41, dan sebelumnya sempat menjadi wakil di era Ronald Reagan. Reagan adalah presiden ke-40 yang berkuasa selama 2 (dua) periode. Namun as a president, George Bush hanya berkuasa selama 1 (satu) periode. Karena pada periode berikutnya kalah dengan sang gubernur, Bill Clinton. Biasanya menjelang pilpres AS ada cuplikan-cuplikan adu debat presiden. Yang unik dari George Bush ini adalah ketidak sabarannya saat adu debat versus Clinton (dan versus calon independen, Rosh Perrot). Bush lebih dari sekali tampak melihat jam tangannya sendiri saat berdebat --yang menandakan gesture pengen cepet cepet rampung, dan ....pulang.

Bush senior juga menandai bahwa tidak selamanya menjadi presiden itu enak. Ketika Bush senior jadi presiden, bisnis anak-anaknya malah kelimpungan, dan ada yang bangkrut. Pernah majalah Senang (almarhum juga nih, bubar setelah tabloid Monitor dibreidel) membahas tidak enaknya jadi anak presiden Amerika saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun