Mohon tunggu...
Kebijakan

Santri Menjadi Pemimpin Indonesia Baru

15 Mei 2019   12:50 Diperbarui: 15 Mei 2019   13:09 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Islam memandang kepemimpinan sebagai sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, sejak manusia pertama diciptakan,allah telah memelihara putra -- putra terbaik untuk dijadikan nabi dan rasul sebagai wakil allah di muka bumi ini. Mereka yang di pilih di takdirkan allah untuk memmpin sebagian manusia untuk mengurus kehidupan manusia dan alam. Ide awal tentang kepemimpinan bermula dari adanya komitmen bersama di antara anggota masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam teori modern kerja sama ini di namakan administrasi. Untuk memjamin hubungan yang baik dan harmonis selama proses kerjasama agar dapat mendayagunakan tenaga yang ada, maka di perlukan untuk mencapai tujuan yang akan dilakukan dengan menggunakan tenaga orang lain. Manejemen yang baik terjadi bila empat fungsi menejemen di atas bias di laksanakan dengan baik.

Kepemimpinan adalah sebuah seni dari pada sekedar ilmu. Tolak ukur keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada kemampuan dalam mempengaruhi orang lain. Seorang pemimpin di tuntut harus mampu memanfaatkan seluruh potensi nya untuk mempengaruhi sikap, tindakan, pikiran dan perasaan orang di pimpin atau koleganya dengan baik. Untuk bias mempengaruhi orang lain, biasanya seorang pemimpin membutuhkan dua modal utama, yakni kewibawaan dan kewenangan. Kewibawaan pemimpin dapat tumbuh dari kekuatan naluri, kekuatan memberi gaji atau hadiah, kekuatan memaksa, keahlian dan kepribadian yang luhur. Sedangkan kewenangan bias berasal dari pengesahan hokum atau warisan turun temurun dan kelebihan tertentu yang memiliki arti yang lebih luas dari pada kewenangan. Jadi, kewibawaan dan kewenangan harus di manfaatkan dengan baik, di tambah dengan pelaksanaan empat fungsi menejemen di atas, merupakan kunci keberhasilan seorang pemimpin.

Negara Indonesia saat ini sedang mengalamai problema yang sangat pelik. Bangsa Indonesia adalah bangsa timur, namun tidak berdaya ketika menghadapi hegemoni budaya barat. Perilaku putra -- putra bangsa lambat laun terbaratkan. Merambat, merasuki, dan merubah otak mereka hingga berpaham bebas terhadap segala sesuatu. Sampai hokum tuhan pun dianggap tidak maslahah dan perlu direvisi. Karenanya di perlukan pemimpin yang bias mengubah Indonesia ini. Jelek tidaknya suatu kaum itu tergantung dari pemimpinnya. Pemimpin sejati yang bias berlaku seperti di atas harus memenuhi kriteria seorang pemimpin nya. Banyak calon calon presiden berikutnya  yang bermunculan. 

Namun, adakah diantara mereka yang pantas mengemban tampuk kepemipinan? Tentunya ada, yakni mereka yang telah memenuhi syarat- syarat kepemimpinan di atas, dan sanggup membawa nama rakyat serta mau merasakan kepedihan serta rintihan anak- anak fakir miskin yang ada di sekitarnya. Jika ada seseorang atay calon pemimpin itu telah memenuhi "panca indra" di atasw, maka dia layak menjadi pemimpin untuk Indonesia baru. Dia pantas menjadi pemimpin yang menyongsong era maju Indonesia masa mendatang. Dari uraian di atas dapat diambil benang lurus, yaitu apapun alas an, situasi serta kondisi yang menyertainya, jika Indonesia tetap menyandarkan prinsip selalu memihak pada kebenaran, menjungjung tinggi nilai- nilai pengetahuan dan keadilan, maka niscaya Negara kita akan maju dan mampu berdiri sendiri tanpa bantuan Negara lain. Tentunya hal ini perlu di dukung sosok pemimpin yang benar -- benar piawai, tegas, seta mau membawa nama rakyat. Sikap ini akan mencerminkan dan pemahaman bahwa Negara Indonesia sejak lama telah mengharuskan mengambil jalan tengah, dan keseimbanga dalam konsep, perilaku, hubungan interaksi dalam rakyat atau pun di dalam undang -- undang yang berlaku.

Kepada para pemimpin bangsa Indonesia berikutnya diharapkan dapat mengambil tauladan yang baik dari sosok kepemimpinan baginda nabi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun