"Ada apa Drey kalian ini? Mau putus saja nggak berani menghadapi," gerutu Santi siang itu setelah Rama menjauh.
Bukan berita bagus yang didapat esok paginya ketika pagi-pagi sekali Rama kembali datang. Pintu pagar rumahnya masih terkunci sementara Santi sedang menyetrika setumpuk pakaian di belakang. Terpaksalah dia ke depan untuk membukakan pintu pagar.
"Audrey belum bangun," sambutnya dengan sedikit kesal.
"Tidak apa-apa Tante, saya akan menunggunya lagi."
"Kamu ini kenapa ? Kalau sudah putus ya sudah jangan maksa lagi," tak urung Santi  melepaskan kejengkelannya  yang ditahan sejak kemarin.
"Maaf  Tante, ada yang mau saya bicarakan juga dengan Tante. Ini penting Tante," Rama memohon sembari melangkah mengikuti Santi masuk ke rumah.
"Ada apa Rama?"
"Boleh saya duduk, Tante?" pintanya yang berbalas anggukan Santi kemudian setelah duduk dan menata hati keluarlah serangkaian kalimatnya
"Maafkan saya Tante. Â Saya dan Audrey sudah berhubungan terlalu jauh."
"Apa katamu tadi?" Â Santi terkejut dan tak percaya pada pendengarannya sendiri.
"Tante, saya khilaf. Saya tak bisa mengontrol nafsu saya. Kejadiannya tak sengaja  waktu tiduran di ruang tamu sepulang sekolah. Setelah itu di warnet, " tutur Rama jujur seperti tanpa beban.