Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Hati yang Terluka (Bagian 3)

3 Juni 2020   10:22 Diperbarui: 3 Juni 2020   10:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pexels.com

"Sudahlah Rama, kamu pulang saja!" suara Santi setengah memaksa.

Gontai langkahnya meninggalkan halaman rumah. Baru saja Santi akan menutup pintu, Rama kembali lagi ke teras rumahnya. Duduk di sana menunggu tanpa berkata apapun.

"Rama, kamu tidak perlu menunggu. Audrey tidak mau bertemu kamu lagi," tegas suara Santi.

"Saya akan tunggu sampai dia mau bertemu saya. Ijinkan saya di sini , Tante. Saya  tidak akan pulang sebelum bertemu Audrey," lirih namun tegas ucapan Rama tak bisa membuat Santi mencegahnya apalagi mengusirnya. Dibiarkan saja Rama duduk di teras sekuatnya dia. Kalau sabar menunggu mungkin Audrey akan menemuinya. Terlihat dia terus berusaha menelpon dan mengirim SMS  kepada Audrey.

"Drey, kamu temui dia biar selesai masalahnya!" bujuk Santi di dalam kamar.

"Nggak mau , Ma. Dia nggak mau diajak putus," keluhnya lirih.

"Dibicarakan baik-baik sana. Nanti kamu diteror terus kalau begini caranya. Ayo, hadapi  Drey. Apa Mama perlu ikut?"

"Nggak..nggak.. Biarin saja dia nunggu di depan!"

"Ayo Drey, kamu  nggak boleh begini. Temui dan bicara baik-baik. Mama ada di dalam kalau kamu membutuhkan!"

"Nggak ..!"

Kesabaran Rama ternyata terbatas, dia pulang setelah pamit lagi kepada Santi. Dia berjanji akan datang lagi esok pagi karena masalahnya belum selesai. Tak berniat membagi kisahnya dengan Santi meski kelihatan memberati langkahnya ketika pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun