Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Hati yang Terluka (Bagian 1)

27 Mei 2020   13:51 Diperbarui: 27 Mei 2020   13:42 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : anak perempuan , Sumber : Pexels

Halaman sekolah  tak lagi dipenuhi  murid-murid berseragam. Hanya ada beberapa murid  yang masih duduk-duduk di bawah pohon.  Nampak jemu menunggu jemputan.  Enggan menjawab pertanyaan teman.  Mereka sudah menghabiskan waktu sejak pagi di sekolah. Usai sekolah masih dilanjutkan les pelajaran hingga sore. 

          Santi mencari-cari Audrey di antara mereka karena tak menemukannya menunggu di depan pagar sekolah. Didongakkan dagunya lalu matanya berkitar ke sekitar halaman sekolah. Mencoba mengenali  wajah-wajah murid perempuan yang lalu lalang dan duduk-duduk di bawah pohon namun sia-sia menemukan wajah Audrey di sana.

          Ketika ada serombongan murid perempuan melintas di dekat sepeda motornya sementara dia masih belum juga menemukan Audrey, dicobanya bertanya kepada mereka.

          "Ada yang tahu Audrey  kelas  8.1?"  Santi berharap ada yang menyahut.

          "Tadi naik  bis," jawab satu di antara mereka yang berbadan paling kecil. Sorot matanya mencoba meyakinkan Santi.

          "Iya, Audrey sudah pulang sama Rama," teman di sebelahnya menambahkan.

          "Makasih ya," kata Santi sembari menyunggingkan senyuman yang dipaksakan. Dihidupkan sepeda motornya untuk meredam kekesalan yang seketika menyesakkan dadanya.

          Audrey bukan  gadis kecilnya yang dulu. Ini sudah yang ke tiga kalinya dia dikecewakan. Mestinya sore ini Audrey mengikuti latihan modeling di Adana. Dua kali seminggu Santi harus mengantarkan Audrey ke LPK yang memberikan pelatihan modeling, presenter dan akting. 

Program itu berlangsung enam bulan. Sekarang sudah jalan hampir empat bulan tapi  Audrey mulai sering menghilang di hari-hari yang merupakan jadwal latihannya. Padahal sebelumnya Audrey sudah setuju mengikuti latihan di sana. Santi sudah memberitahunya sebelum mendaftarkan. Namun yang terjadi kemudian Audrey mulai sering beralasan untuk menghindari latihan di Adana.

          "Aku cape Ma. Masak habis les langsung ke sana. Teman-teman udah mandi, aku sendiri  yang masih pakai seragam. Harus cepat-cepat ganti pakaian di sana. Sampai rumah udah malam,"  keluhnya.

          Beda dengan Audrey ketika masih SD. Kegiatan selepas sekolah yang begitu padat  selama seminggu tak pernah membuatnya mengeluh. Malah dia masih ingin menambah kegiatan. Padahal sudah tak ada lagi waktu yang tersisa. Dia ikut sempoa dua kali seminggu, dari kelas satu sampai kelas  tiga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun