Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengurai Rasa (Bagian Terakhir)

14 Mei 2020   08:37 Diperbarui: 14 Mei 2020   09:41 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harrisvotefrankharris.com

Beberapa kali Sinta membawa Dennis ke psikiater dan juga dokter ahli penyakit mental.  Mereka menyarankan agar Dennis menjalani perawatan dan terapi di Rumah Sakit. Sinta merasa lebih aman ketika Dennis tak bersamanya. Kehadirannya selalu menimbulkan kekhawatiran.

Terapi dan pengobatan itu dilakukan berpindah-pindah karena Dennis selalu merasakan efek yang tidak menyenangkan. Sakit kepala hebat , naiknya kadar kolesterol dan berat badan sering dikeluhkan. Belakangan dia mulai khawatir karena obat-obatnya bisa  memicu kanker otak. Tapi dia tidak bisa menghentikan pengobatan jika ingin bisa hidup berdampingan dengan  orang lain. Bahkan kemudian dokter membuatkan surat untuk  mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah.

"Kamu tidak perlu bekerja lagi. Pemerintah akan menanggung hidupmu," kata dokter Ahmed pada akhir sesi pengobatan.

"Aku tidak berguna lagi?" teriak Dennis parau.

Dokter itu mendekati Sinta sambil berkata pelan " Hiperseks adalah salah satu gejala dari bipolar disorder. Anda harus waspada dan berhati-hati padanya."

Kalimat dokter itu sempat diabaikan selama empat tahun. Sinta yang terbiasa dengan perubahan mood  swings yang ekstrim bisa bertahan menjadi istri yang baik untuk Dennis. Tujuh tahun terakhir ini dia tak sanggup lagi melayani Dennis seiring dengan usianya yang semakin menua. Sinta memilih tidur sekamar dengan Dina  yang dibawa ke Amerika pada usia lima belas. Kepada Dennis dia membebaskan untuk mencari istri yang baru asalkan dia dan Dina masih diijinkan tinggal serumah. **** ( Dedicated to : Kevin  Boudreau)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun