Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hati Perempuan (Bagian 7: Pengorbanan Cinta)

1 Maret 2020   12:44 Diperbarui: 1 Maret 2020   12:45 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu kamar itu sudah lama terkunci. Tidak ada kehidupan di dalamnya. Menurut Ibu kos, Bu Via pulang ke Kendari  beberapa lama untuk menyiapkan penelitiannya. Dia pulang ketika yang lain masih menikmati liburan semester. Dia tak juga kembali meski kuliah sudah mulai. Kelihatannya sudah habis teori sehingga tidak ada kuliah lagi. Tak ada yang tahu pasti. Perempuan itu seperti membentengi dirinya agar tak tertembus oleh siapapun. Nyaman dengan dunia pilihannya sendiri yang terasing dari pergaulan sekitarnya.

Khalisa masih mengira kamar itu tak berpenghuni sehingga menyandarkan tubuhnya ke pintunya. Mendadak dirasakan ada yang menarik pintu dari dalam  hingga membuatnya hampir terpelanting jatuh.

            "Maaf.. Maaf.. nggak tahu ada orang," sebuah suara terdengar dari dalam. Suara Bu Via yang merasa bersalah.

            "Saya kira nggak ada orangnya," kata Khalisa setelah bisa menguasai diri. "Kapan pulang Bu?"

            "Minggu lalu saya sudah sampai Jakarta. Ke sini baru tadi pagi."

            "Tadi ke kampus?"

            "Iya, seharian di kampus. Ketemu dosen pembimbing," jelasnya."Bu Lisa gimana tesisnya?"

Keduanya kini menuju sisi samping rumah lalu duduk di sana. Ada dua kursi yang secara tetap diletakkan di sana. Khalisa memandang ke hamparan sawah kemudian bersuara.  "Baru mulai bimbingan. Banyak coretan."

Bu Via tertawa kecil. "Dulu waktu S2 saya ada teman yang S1-nya nggak dari sini. Setiap habis bimbingan laporannya berubah menjadi kipas. Penuh lipatan halaman-halaman yang harus direvisi. Kalau saya karena S1, dan S2 di sini jadi waktu S3 ini sudah tahu apa maunya dosen. Sudah paham gaya bahasa dan teknik penulisan yang diinginkan dosen."

            "Iya, di sini nggak boleh nulis panjang lebar. Saya dikatain mau nulis novel apa tesis," tutur Khalisa.

            "Memang kita selalu ingin menunjukkan kalau pengetahuan kita banyak. Ingin semuanya ditulis . Padahal sebagai ilmuwan kita nggak boleh egois seperti itu. Harus benar-benar dipilih mana yang relevan  untuk tulisan kita ," paparnya menjawab kebingungan Khalisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun