Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hati Perempuan (Bagian 3: Mereguk Sisa Cinta)

27 Februari 2020   08:52 Diperbarui: 27 Februari 2020   09:00 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Janjinya pada Gea tak menghalangi Khalisa untuk tetap berhubungan dengan Dion. Mereka masih sering bertemu dan pergi berdua yang dilakukannya ketika Gea bersekolah. Khalisa dan Dion berjanji bertemu di suatu tempat lalu pergi berdua. 

Jika Dion datang ke rumah Khalisa, ada banyak mata yang melihat dan beritanya akan sampai ke telinga Gea. Salah seorang teman Gea pernah menanyakan apakah Dion akan menjadi Papa barunya. Pertanyaan itu membuat Gea malu karena merasa berbeda dengan teman-temannya yang lain.

        "Mbak ada acara nggak nanti sore?" Trinita  tiba-tiba telah berada di kamarnya dan serta merta membuyarkan lamunannya.

       "Aku mau ketemu lawyer ," jawabnya datar tanpa ekspresi.

        "Hai... mimpi apa? Datang dari mana dia kok tiba-tiba ke Bogor?" Trinita terkaget-kaget sembari membelalakkan kedua bola matanya yang sinarnya terkesan galak bagi sebagian orang. Dipandanginya wajah Khalisa untuk mencari ekspresi yang menggetarkan seluruh isi alam semesta tapi tak juga ditemukannya. "Mbak nginep ya?" selidiknya.

       "Belum pasti, Ta. Tapi dia minta di-booking-kan hotel. Dia ada kerjaan di Jakarta jadi bisa mampir ke Bogor."

       "Aku juga mau ketemu Mr. Baldi nanti sore," mata Trinita berbinar bahagia dan kegembiraan membuat wajahnya terlihat begitu cerah.

       "Wah, asyik dong, bisa melepas rindu," kata Khalisa kemudian.

       "Nanti kontak-kontak ya Mbak, kalau nginep di sana  bilang ya biar aku bisa ke sana juga, " pesan Trinita setengah berbisik.

        "Ta, kamu mau ngajak dia nginep di hotel di Bogor? "Khalisa menatapnya tajam, "Hotel itu dekat dengan rumah dia. Lagipula Ta, kamu gila ya?  Kamu punya suami dan dia juga punya istri. Jangan ganggu suami orang. Apalagi dia itu laki-laki baik-baik."

Trinita menunduk terdiam. Sudut matanya basah. Cinta dan rindu telah mengharu biru kehidupannya. Ia mulai ragu apakah sedang berhadapan dengan eros atau ephithymia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun