"Bukan begitu," Dion tak tega menatap bening mata Khalisa."Kita masih bisa bertemu sesering yang kita mau."
   "Tapi tidak akan pernah menjadi suami istri?"
   "Perlukah legalitas  itu?"
   "Jika kamu sudah menikah lagi kita tak akan bisa seperti ini lagi," ucap Khalisa menahan kekecewaan.
  "Kenapa?'
  "Kamu akan menyakiti hati istrimu."
  "Hanya itu saja alasannya?"
  "Aku tak ingin melukai hati sesama perempuan. Aku juga takut semakin banyak berbuat dosa."
  "Ya, lakukan sholat Taubat dan kita akhiri semuanya," Dion berkata datar.  Dipungutinya baju dan celananya. Bersiap akan memakainya . Tiba-tiba Khalisa menariknya hingga wajah keduanya beradu. Permainan itu pun diulangi lagi.Mengabaikan semua isi percakapan tentang etika dan moral yang baru saja terucap dari mulut keduanya. Namun lagi-lagi Dion kalah sebelum penetrasi. Semakin dalam ia terbenam dalam kekecewaan.
   "Cape ?" Khalisa mengerling nakal dan Dion mencium keningnya dengan setitik air mata yang tak bisa ditahan.
   "Aku tidak layak buatmu," desisnya kemudian.