Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hati Perempuan (Bagian 3: Mereguk Sisa Cinta)

27 Februari 2020   08:52 Diperbarui: 27 Februari 2020   09:00 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepuluh  Pebruari dua ribu tujuh adalah hari Sabtu tapi tak ada sesuatu yang ditunggu. Khalisa berbaring di tempat tidur sambil mendengarkan musik dari laptopnya. Lagu Umbrella yang dibawakan Rihanna mengingatkan Khalisa pada Gea, anaknya yang telah beranjak remaja. Gea sangat menyukai lagu itu dan menyanyikannya hampir setiap saat. 

Ketika lagu itu berganti ke lagu Wind of Change dari  The Scorpions tiba-tiba ia tersentak oleh ingatannya tentang Dion the lawyer. Lagu itulah yang samar-samar terdengar pada pertemuan terakhirnya dengan Dion di teras rumahnya beberapa bulan yang lalu. Lelaki yang tatapan matanya selalu berbinar itu menyampaikan kabar akan ke Makasar sekitar  sebulan. Ia akan menangani kasus tanah yang melibatkan banyak pejabat pemerintah.

Entah sudah berapa bulan Khalisa tak menjalin komunikasi dengan lelaki yang hatinya penuh luka itu. Terakhir kali ketika Dion mengirim SMS mengisyaratkan kalau ia tinggal di sekitar Jawa Barat. Khalisa tak berusaha mendapatkan jawaban pasti tentang keberadaannya. 

Khalisa memang pantang mendesak apalagi  memaksa seseorang untuk mengaku  atau berkata jujur jika orang itu tak ingin melakukannya. Dion pun akhirnya menghilang entah ke mana. Bagaikan burung yang bebas terbang ke sana ke mari ia tak pernah menemukan sarang yang tepat untuk kembali. Saat letih atau lelah di dahan manapun ia bisa hinggap sesaat lalu terbang lagi menantang teriknya matahari dan dinginnya hujan.

Handphone  yang tergeletak di sampingnya bergetar beberapa lama tanpa disadarinya. Segera ia meraihnya, mengamati layarnya sekilas kemudian matanya menatap tak percaya mengetahui Dion yang menelponnya. Sejurus lamanya ia ragu antara menerima atau mengabaikan saja.  Setelah mempertimbangkan beberapa saat Khalisa akhirnya menerimanya.

         "Hai apa kabar Lisa? Lagi di mana sekarang?" suara Dion terdengar ringan seolah tak pernah terjadi perpisahan yang lama di antara mereka.

        "Aku di Bogor sekarang, kamu di mana? Menghilang sekian lama tanpa kabar berita," Khalisa menekan rasa kecewanya dengan mencoba terkesan ramah.

         "Maaf, aku sibuk sekali akhir-akhir ini. Sekarang aku di Jakarta. Aku ingin sekali ketemu kamu.  Kapan kita bisa ketemu?" Dion sungguh-sungguh berharap.

         "Datang saja ke Bogor sore ini !"  pinta Khalisa tanpa tekanan.

        "Tolong carikan hotel . Aku akan sampai di Bogor sekitar jam lima ."

       "Oke, nanti kukabari."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun