Mohon tunggu...
Yunanto DwiLaksono
Yunanto DwiLaksono Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiwa Farmasi Universitas Diponegoro

IG : Yunantodwi_Laksono

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Interconnectivity dan Implementasi Organisasi Mahasiswa Dalam Mendukung Keberjalanan SDGs

30 Oktober 2020   11:01 Diperbarui: 30 Oktober 2020   12:41 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SGDs) di Indonesia bukan hanya sekedar tujuan dan komitmen saja, tetapi juga merupakan sebuah pedoman untuk menuntun Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Sustainable Development Goals (SGDs) sendiri merupakan tujuan dari pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030 di mana di dalamnya terdapat 17 poin dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai negara yang dapat menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan berperan aktif dalam melindungi lingkungan. 17 poin SGDs memiliki tujuan yang sesuai dengan cita-cita negara Indonesia yakni “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial” yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4.

Dari ke 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki interconnectivity yang erat dan berkesinambungan antara tujuan satu dengan tujuan yang lain. Hal ini bisa dilihat dari ke 5 poin pertama Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki interconnectivity berupa pembangunan manusia. Upaya pembangunan manusia di dalam suatu negara dapat berhasil jika negara tersebut tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, adanya kehidupan yang sehat dan sejahtera, pendidikan yang berkualitas, serta adanya kesetaraan gender. Seperti yang kita ketahui, menghapus kemiskinan merupakan tujuan utama pembangunan manusia dalam SDGs. Kemiskinan seringkali dilihat sebagai tolak ukur kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan dari suatu negara. Jika kemiskinan di dalam suatu negara itu tinggi maka dapat dipastikan suatu negara tersebut memiliki angka kelaparan yang tinggi, kesehatan dan kesejahteraan yang kurang serta sarana prasana pendidikan yang belum tertata dengan baik. Oleh karena itu adanya interconnectivity antara tujuan 1 –5 SDGs yang membahas mengenai pembangunan manusia menjadikan manusia memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Pembangunan ekonomi nasional dengan menggunakan prinsip ekonomi hijau yang ramah terhadap lingkungan dapat menghindari terjadinya deplesi dan destruksi dari pemanfaatan kekayaan alam yang berlebihan. Ekonomi hijau merupakan kegiatan ekonomi dengan sistem ramah lingkungan. Dengan menetapkan kebijakan standar dalam mengelola lingkungan, menilai lingkungan secara ekonomi dan memberikan sanksi terhadap kegiatan ekonomi yang dapat merusak lingkungan. Jika ditinjau dari tujuan SDGs 7 sampai 10 dan 17 maka akan saling berhubungan antara tujuan satu dengan tujuan yang lain untuk menyukseskan kegiatan ekonomi hijau ini. Akses energi yang terjangkau secara sistematis dan cermat dalam penggunaan teknologi yang modern dapat membuat energi menjadi dapat diandalkan dan berkelanjutan.

Kebutuhan energi yang sangat besar apabila tidak dilakukan dengan rencana berkelanjutan maka akan menghabiskan sumber daya alam dan dengan adanya ketersediaan energi dapat meningkatkan pendapatan perkapita yang berarti pertumbuhan ekonomi dari suatu negara akan ikut meningkat secara signifikan. Pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan akan menciptakan infrastuktur yang mumpuni, berkualitas unggul dan berdaya tahan lama. Seperti kita tahu infrastukutur memiliki peran penting dalam sektor pembangunan dan mengurangi ketimpangan sosial, politik, ekonomi pada daerah 3T. Dengan adanya infrastuktur yang baik, maka kualitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi di seluruh negara Indonesia dapat ditingkatkan secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu pemanfaatan sumber daya keberlanjutan dengan menggunakan ekonomi hijau dapat meningkatkan pembangunan ekonomi nasional dan mengurangi ketimpangan sosial,ekonomi dan politik.

Dalam mewujudkan cita-cita bangsa pada Pembukaan UUD 1945 Indonesia melakukan kerja sama berupa ekonomi dan sospol kepada beberapa negara untuk menjalin hubungan baik serta berupaya dalam pembangunan global. Pembangunan global memiliki unsur yang sangat penting yaitu lingkungan hidup di mana lingkungan hidup menduduki posisi utama dalam upaya pembangungan berkelanjutan. Dari pembangunan berkelanjutanlah kita dapat menemukan pola pembangunan yang memanfaatkan lingkungan hidup supaya dapat memberikan kesejahteraan saat ini dan tidak mengurangi kesejahteraan di masa mendatang. Jika ditinjau dari tujuan SDGs 6, 11-13 dan 16 akan memiliki interconnectivity tentang lingkungan hidup.

Air bersih dan sanitasi yang layak memiliki aspek terpenting dalam kehidupan, pengunaan air yang efisien dan menjaga sumber sumber mata air dapat menjamin pola produksi dan konsumsi secara berkelanjutan. Jika air bersih dan sanitasi yang baik tercapai maka upaya dalam pembangunan kota yang aman dan berdaya tahan lama secara berkelanjutan dapat tercapai, hal ini berbanding lurus oleh tata kelola kota. Tata kelola kota akan sangat baik jika sistem perairan dan sanitiasi di suatu daerah baik dari situlah akan timbul rasa nyaman dan aman masyarakat. Hal ini dapat menjadi tren positif jika pembangungan nasional dilakukan secara merata tanpa adanya ketimpangan dan seluruh daerah di Indonesia akan memiliki tata kelola kota yang baik pula sehingga penanganan perubahan iklim secara global akan terserap secara maksimum.

Keanekaragaman hayati dapat meningkatkan ekonomi nasional dan mensejahterakan masyarakat jika dimanfaatkan secara berkelanjutan. Semakin cermat dalam memanfaatkan SDA yang tersedia, maka dapat mendongkrak pendapatan perkapita. Jika ditinjau dari tujuan SDGs 13-14 maka  akan memiliki interconnectivity tentang keanekaragaman hayati. Pengelolaan ekosistem laut yang benar dapat melindungi ekosistem biota laut secara berkelanjutan, mengatur cara penangkapan ikan yang baik dan mengurangi limbah laut. Hal ini merupakan pokok penting untuk pemanfaatan biota laut secara berkelanjutan. Tidak hanya ekosistem laut, ekosistem darat juga perlu dilestarikan. Reboisasi dan pengurangan penggunaan sampah plastik merupakan upaya SDGs dalam mewujudkan perilaku ramah lingkungan. Oleh karena itu jika ekosistem laut dan darat sudah dikelola dengan baik maka pembangunan kota, kesejahteraan masyarakat serta ekonomi hijau akan tercipta.

Mahasiswa memiliki peran penting bagi bangsa Indonesia seperti sebagai iron stock, agent of change, guardian of value, moral force, dan social control. Untuk menunjang soft skill sebagai sarana penunjang non-akademik maka mahasiswa memerlukan organisasi kemahasiwaan untuk berbaur dan terjun ke dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat serta ruang lingkup kerja. Guna menyukseskan 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), organisasi kemahasiswaaan seperti BEM, Himpunan, Senat, dan lain lain dapat menjadikan SDGs Sebagai dasar atau landasan berdirinya organisasi. Dengan adanya SDGs di dalam ruang lingkup organisasi kemahasiswaan maka arah kerja organisasi kemahasiswaan tersebut otomatis akan mendukung tujuan gerakan SDGs. Seperti dalam pembuatan program kerja, dengan memperhatikan SDGs maka program kerja tersebut akan menjadi sustainable atau berkelanjutan. Hal ini bisa menjadi evaluasi untuk membuat inovasi yang baru serta motivasi dalam menyusun program kerja selanjutnya. Kemudian dampak yang dihasilkan dari kegiatan tersebut juga akan sustainable bukan hanya setelah program kerja tersebut selesai.

   Jika organisasi kemahasiswaan menjadikan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai dasar berdirinya organisasi, maka cara untuk organisasi mahasiswa dalam menajalankan beberapa kegaitan mahasiswa harus memperhatikan aspek SDGs. Seperti organisasi mahasiswa dapat melakukan kegiatan pembagian alat sanitasi disertai dengan pengedukasian pentingnya memiliki sanitisasi yang baik kepada masyarakat yang memiliki aspek 3T. Hal ini sesuai dengan tujuan SDGs ke 6 memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua, dampak yang akan sustainable yaitu masyarakat di daerah 3T akan memiliki pengetahuan pemanfaatan air bersih dan dapat mengolah sanitasi dengan baik dan benar. Efek sustainable dalam jangka waktu yang lama maka akan berdampak kepada kesehatan masyarakat seperti terhindar dari tipes, kolera dan diare. Oleh karena itu akan menimbulkan interconnectivity antara SDGs tujuan 6 dan tujuan 3 yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia.

Dalam upaya pengaplikasian SDGs di dalam lingkup organisasi kemahasiswaan akan menghasilkan dampak berkelanjutan bagi mahasiswa, masyarakat sekitar dan organisasi kemahasiswaan untuk berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Perlunya kesadaran bersama untuk menyukseskan program SDGs menuju Indonesia yang lebih baik. Dengan tercapainya SDGs, maka cita-cita bangsa Indonesia pada alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 telah tercapai dan negara Indonesia menjadi negara maju dari segi politik, teknologi dan infrastruktur. Oleh karena itu untuk menyukseskan program SDGs pada tahun 2030 kita sebagai mahasiswa harus ikut berperan aktif dalam upaya mewujudkan ke 17 poin SDGs dengan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun