Mohon tunggu...
Yuna Kadarisman
Yuna Kadarisman Mohon Tunggu... Guru -

....is still working to be a teacher

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia (Tidak Lagi) Negara Paling Bahagia Sedunia

22 Desember 2015   15:51 Diperbarui: 23 Desember 2015   03:14 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Denmark

4. Norwegia

5. Canada

Data ini menghitung tingkat kebahagiaan berdasarkan lebih banyak acuan daripada HPI. Dan pada kebanyakan komponennya saya merasa menciut dan sangat tidak bahagia. Komponen yang diukur adalah (1) GDP per capita, (2) healthy years of life expectancy, (3) social support (as measured by having someone to count on in times of trouble), (4) trust (as measured by a perceived absence of corruption in government and business), (5) perceived freedom to make life decisions, and (6) generosity (as measured by recent donations, adjusted for differences in income).

1. GDP per capita - Produk Domestik Bruto. 

Saya optimis Indonesia mendapatkan nilai bagus disini. Pada tahun 2015 saja GDP kita no-16 sedunia. 

2. healthy years of life expectancy - Usia harapan hidup

Lagi-lagi usia harapan hidup dikaitkan dengan angka kebahagiaan. Pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat 141 dari 228 negara. Usia harapan hidup di Indonesia adalah 72,45. Bandingkan dengan Thailand yang memiliki usia harapan hidup mencapai 74.5 atau Vietnam yang memiliki usia harapan hidup mencapai 73,16.

Disini saya sedikit bersedih. Satu faktor yang menurunkan angka kebahagiaan penduduk.

3. Social support (as measured by having someone to count on in times of trouble) - Dukungan sosial terutama saat seseorang mengalami kesulitan

Di titik ini saya optimis Indonesia memiliki nilai yang tinggi. Dengan ikatan kekeluargaan yang tinggi, akan banyak support tersedia bagi setiap dari kita saat kita mengalami kesusahan. Keluarga, teman, saudara. Saya terkadang merasa keluarga saya terlalu ingin tahu dengan keadaan saya, namun data ini seperti membuka mata saya, bahwa mereka hanya ingin memastikan saya tetap berbahagia. Mereka senantiasa siap membantu jika saya butuh bantuan atau dalam kesulitan. I love my family, dengan segala ke-KEPO-annya tentang hidup saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun