Cuaca siang ini begitu terik di tempat kami di Tegal , bertemu hari minggu biasanya aku keluar main bersama teman-teman ngobrol a b dan c. Nggak ada habisnya obrolan yang di bicarakan , maklum namanya cewek yekan kaum-kaum baperan hihihi.. Ada aja yang dibahas, bisa seputar asmara, kuliah, masadepan, film kesukaan, mood di tempat kerja, dan lain sebagainya.Â
Yah sesekali dalam seminggu kami ber 7 (Ririn , Eka , Nisa, Galuh, Hilya ,Dewi dan aku (Erna) memang sengaja meluangkan waktu bertemu , bisa dibilang kami sangat akrab walaupun dengan teman-teman lainnya akrab juga. Semenjak pandemi covid-19 melanda dan membuana di berbagai sudut belahan dunia, kami ber 7 mulai jarang bertemu , bukan karena apa, di samping saling menjaga sekaligus mematuhi protokol kesehatan yang di canangkan oleh pemerintah . Kami tetap bercengkrama melalui panggilan video via WA setiap malam , dan tetap mengasyikan . Semoga kalian teman-temanku tetap di jagakan ya , dan semuanya juga tanpa terkecuali, Amiiin.
Pagi ini, minggu 21 maret aku ada pemikiran ingin berkreasi membuat kuker rasa kopi , aku sih nggak mahir-mahir amat bikin begituan tapi apa salahnya mencoba, semoga saja rasanya enak . Pas kebetulan selesai bebenah, nggak biasa-biasanya telingaku asik mendengar dan menikmati syair lagu yang aku dengar dari teras rumah, dan siapa lagi kalau bukan bapak, karena aku hafal kebiasaan bapak yang suka duduk di teras sambil menikmati baca koran harian sembari sesekali mendengarkan lagu-lagu kesukaan beliau lewat salon kecil yang tersambung antara henpon dan blutut. Biasanya aku nggak ngeh lagu-lagu bapak cuman sekedar selewatan saja, tapi nggak tau kenapa aku menikmati syair lagu yang ku dengar saat aku bebenah , bunyi syairnya seperti ini :
    Â
      "Terlukis di dalam ingatan
       Alam mimpi alam khayal
       Tak sekali siang , tak sekali malam
       Ku rindukan.
       Pesona di bingkai hatikuÂ
       Tujuh ratna tujuh senyum
       Cantik mengagumkan , lembut menimbulkan