Mohon tunggu...
Yulthi Nali
Yulthi Nali Mohon Tunggu... Guru - Penulis Lepas

Anak bungsu dari enam bersaudara, sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Bekerja di SMP N 3 Boleng ( Merupakan salah satu GGD diKabupaten Manggarai Barat)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemanfaatan Digitalisasi dalam Kurikulum Merdeka

8 Maret 2023   16:46 Diperbarui: 8 Maret 2023   17:10 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Ujian Berbasis Digital (PAS Kelas IX dan PTS Kelas VII, VII) Siswa-siswi SMPK ST. YOSEFA LABUAN BAJO

Praktik dunia Pendidikan tidak terlepas dari Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara sebagai acuan dalam menentukan kebijakan  oleh pelaksana Pendidikan Nasional. Kebijakan yang diambil sebagai upaya perbaikan dengan memperhatikan keadaan bangsa sejalur dengan falsafah budaya Indonesia. Kebijakan yang diambil pada saat ini adalah yaitu Pendidikan di Indonesia yang menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai terobosan dalam dunia pendidikan.

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang terdapat gagasan Ki Hajar Dewantara dimana Pendidikan dapat memfasilitasi peserta didik untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya yaitu Kodrat alam dan kodrat Zaman. Kodrat Alam yang dimaksudkan disini adalah sifat dan lingkungan dimana peserta didik berada sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan keterampilan (soft skill) yang diberikan peserta didik agar mereka dapat hidup dan berkarya sesuai dengan perkembangan zaman . 

Berbicara tentang digitalisasi merupakan suatu hal cukup baru bagi peserta didik apalagi dalam melaksanakan ujian. Hal ini tidak terlepas dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Kodrat zaman. Kita sebagai guru harus menjemput perubahan diera digitalisasi ini. Banyak kendala mungkin yang akan kita temui tetapi bukan berarti kita harus menghidari perubahan tersebut.

Adapun kendala yang akan dihadapi antara lain

Tidak memiliki handphone, smartphone, laptop dan sejenisnya.

Kurangnya  kesiapan siswa dalam menggunakan smartphone, handphone, laptop, komputer dan sejenisnya.

Guru  yang belum memiliki kemampuan menggunakan IT dalam hal penggunaan Google form sebagai media dalam pelaksanaan ujian.

Paket data atau wifi yang belum maksimal.

Dari kendala yang sering alami kita seharusnya pandai untuk menyikapi hal tersebut. Sebagai guru harus sering mensosialisikan tentang pentingnya memiliki handphone meski sebagai pelajar tidak harus memiliki namun setidaknya harus bisa menggunakan meskipun itu milik orang tua.

Bagi yang memiliki handphone, laptop, smartphone dan sejenisnya untuk berusaha menggunakan sesuai dengan kebutuhan dan jangan fokus hanya menggunakan media sosial saja.

Point yang paling penting juga adalah menjadi guru yang inovatif yakni belajar banyak hal tentang digitalisasi baik melalui seminar maupun belajar otodidak di youtube bagaimana cara pembelajaran yang berbasis digital ataupun melakukan ujian berbasis digital agar tidak terkesan guru yang gaptek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun