Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Gereja Katolik Berdoa untuk Arwah

2 November 2021   12:25 Diperbarui: 2 November 2021   12:39 2124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rm. Alexius Alex, Pr. mendupai makam Mgr. Pasificus Bos OFMCap. (Foto: Sr. Maria Seba SFIC via sesawi.net)

Setiap tanggal 2 November Gereja Katolik menyampaikan intensi khusus untuk mendoakan arwah semua orang beriman. Pada tanggal ini di gereja-gereja atau tempat-tempat lain diadakan ibadat atau Misa arwah, dilanjutkan dengan pemberkatan makam. Hal ini menjadi agenda tahunan Gereja Katolik. Pada kesempatan ini orang-orang Katolik berdoa untuk arwah keluarga dan kerabat mereka yang telah meninggal.

Praktik mendoakan arah dalam Gereja Katolik merujuk pada kitab Makabe. Dalam 2 Makabe 12:38-45 tertulis demikian:

Maka segeralah mereka semua yang ada di tempat itu memuliakan Tuhan dan berdoa memohon Tuhan menghapuskan dosa-dosa mereka semua serta dikumpulkan uang untuk dikirimkan ke Yerusalem supaya para Imam di Bait Allah mempersembahkan korban penghapusan dosa bagi mereka yang gugur itu. Yudas dan anak buahnya melakukan ini karena mereka percaya bahwa mereka yang gugur itu akan bangkit.

Hal senada juga ditulis ditulis dalam kitab Sirakh 7:33, "Hendaklah kemurahan hatimu meliputi semua orang yang hidup, tapi orang mati pun jangan kau kecualikan pula dari kerelaanmu". Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa bantuan melalui doa-doa dan persembahan kepada mereka yang telah mendahului kita tidak akan sia-sia. Doa dan persembahan yang kita persembahkan untuk (bukan "kepada") mereka merupakan bentuk perhatian dan bantuan rohani kepada mereka.  

Dalam Perjanjian Baru, Santo Paulus Rasul juga mendoakan Onesiforus yang telah meninggal dunia (2 Timotius 1:16-18). Perjanjian Baru secara eksplisit mengajarkan adanya masa pemurnian yang dialami umat beriman setelah kematian. 

Masa pemurnian ini dikenal dengan istilah "Api Penyucian". Secara tidak langsung Yesus mengajarkan bahwa ada dosa-dosa yang dapat diampuni setelah kehidupan di dunia ini (Matius 12:32). Hal ini mengisyaratkan bahwa ada tempat sebelum Surga (Surga adalah tempat bagi mereka yang tidak ada dosa). 

Tempat itu bukan pula neraka karena dalam neraka tidak ada lagi pengampunan. Istilah "Api Penyucian" diambil dari pengajaran Santo Paulus Rasul dalam 1 Korintus 3:15, "tetapi seolah melalui api". Para Bapa Gereja, khususnya Santo Agustinus merumuskan adanya pemurnian jiwa setelah kematian (dalam Enchiridion of Faith, Hope and Love; dan City of God).

Tradisi mendoakan arwah setiap tanggal 2 November mengalami sejarah panjang. 

Namun, secara singkat dapat digambarkan demikian.  Pada abad VI, komunitas Benediktin memperingati umat beriman yang telah meninggal setiap Pentakosta. Mulai tahun 998, perayaan hari arwah menjadi peringatan umum di bawah pengaruh seorang rahib dari biara Cluny, rahib yang bernama Odilo. 

Mulai saat itu, perayaan hari arwah ditetapkan setiap tanggal 2 November. Perayaan ini bukan hanya di kalangan Gereja Katolik, tetapi beberapa komunitas Kristiani lainnya seperti Anglikan, Carthusian, dan sebagian Gereja Lutheran. Dalam Gereja Katolik Roma, perayaan ini disebut Peringatan Arwah Semua Orang Beriman.

Hingga saat ini Peringatan Arwah Semua Orang Beriman dilaksanakan setiap tanggal 2 November, sehari setelah Hari Raya Semua Orang Kudus. Gereja mengajarkan bahwa mereka yang telah meninggal dunia dapat memperoleh indulgensi yakni penghapusan hukuman sementara/temporal atas dosa yang telah diampuni (Katekismus Gereja Katolik, no. 1471).  

Dalam rangka peringatan arwah semua orang beriman setiap tanggal 2 November, dapat memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal dengan mengunjungi makam dan/atau mendoakan arah orang yang sudah meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun