Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Plagiat Itu Maling, Berdosa Secara Moral

28 Oktober 2021   22:52 Diperbarui: 29 Oktober 2021   05:19 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Plagiat (Gambar didesain dari berbagai sumber)

Hal yang paling saya benci di media sosial adalah pencurian konten. Sudah berapa kali konten saya di Facebook berupa foto maupun tulisan diambil orang lalu diklaim sebagai miliknya sendiri. Itu jelas membuat saya marah. Ada beberapa foto yang saya desain sendiri dan posting ke Facebook atau Instagram.

 Lalu foto itu diposting kembali dan bagian yang ada nama saya dipotong, bahkan pernah diganti dengan nama orang lain. Demikian juga halnya konten berupa tulisan. Sering kali orang dengan gampangnya meng-copy-paste tanpa mencantumkan sumber yang benar. 

Membagikan konten orang lain tentunya tidak salah, bahkan tidak dilarang. Seorang pembuat konten malah akan senang jika konten yang dibuatnya dikenal dan dinikmati oleh banyak orang. 

Sebagai seorang yang hobi menulis (bukan penulis, loh) saya senang kalau tulisan-tulisan saya dibaca oleh banyak orang. Itu menjadi cara saya untuk menyampaikan ide dan aspirasi saya. Apalagi jika banyak orang yang merasa terhibur dengan tulisan-tulisan saya, pastinya saya sangat senang.

Tetapi menjiplak atau plagiat itu membuat saya marah. Bagi saya plagiat itu mencuri. Bayangkan saja, proses penuangan ide menjadi sebuah tulisan atau gambar itu tidak gampang. 

Banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan. Belum lagi masalah penulisan yang harus memilih dan memilah kata-kata yang tepat, mudah, penuh kiasan bermakna. Konsentrasi yang penuh juga perlu dimiliki oleh seorang konten creator. 

Hal inilah yang tidak dilalui oleh orang-orang yang suka dengan gaya instan. Mereka tidak merasakan perjuangan di balik lahirnya sebuah konten. Cukup dengan plagiat, maka mereka akan memosting sesuatu dan menganggapnya sebagai miliknya.

Plagiat di era digital yang serba terbuka seperti sekarang ini memang tidak bisa dihindari. Sulit rasanya untuk memproteksi karya sendiri agar tidak diplagiat oleh orang lain. Hal ini dikarenakan oleh keterbukaan dan kemudahan akses informasi. Semua orang bisa mengakses apa saja dengan gampang nyaris tanpa filter. 

Perlu hati-hati, sebab tindakan plagiarisme adalah pelanggaran terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Tidak main-main, pelanggaran ini bisa dikenai sanksi penjara maupun denda sesuai tingkat pelanggaran yang dilakukannya. 

Memang sih tidak semua karya juga dikenai perlindungan HKI, terutama bagi konten-konten yang tidak terdaftar di HKI. Apalagi kalau hanya sekedar status di media sosial, tidak perlulah didaftarkan di HKI. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun