Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sumpah Pemuda, Momen Kebangkitan Semangat Kita

28 Oktober 2021   05:48 Diperbarui: 28 Oktober 2021   09:59 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 (Sumber: Dokpri)

Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93 tahun 2021. Sudah menjadi agenda rutin kita untuk memperingati hari-hari besar nasional, seperti Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini. Biasanya peringatan ini diwarnai dengan berbagai kegiatan yang menyita antusiasme masyarakat, khususnya para pemuda kita baik dalam lomba, seminar, workshop, pentas seni dan budaya, dan upacara bendera. Namun karena situasi pandemi covid-19, lagi-lagi tahun ini kita memperingatinya secara terbatas, meskipun ada juga yang memperingatinya secara online dengan berbagai event yang diadakan.

Ikrar sumpah pemuda yang kita kenal sekarang ini merupakan hasil keputusan Pemuda-Pemudi dalam Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Kongres ini digelar karena Kongres Pemuda I yang dilaksanakan di Batavia apda tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 tidak membuahkan hasil. 

Lahirnya sumpah pemuda digagas oleh pelajar-pelajar Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda. Kongres ini digelar dalam tiga rapat. 

Pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Moehammad Jamin merumuskan lima faktor yang dapat memperkuat  persatuan yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan. 

Kedua, Minggu, 28 Oktober 1928 di gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam rapat ini dibahas tentang pendidikan. Hasil rapatmenyepakati bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan. Selain itu, anak juga harus mendapat pendidikan yang seimbangdi sekolah dan di rumah.

Ketiga, Minggu, 28 Oktober 1928 di gedung Indonesische Clubhuis Kramat yang sekarang diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Pada rapat ketiga inilah dirumuskan hasil kongres yang kita kenal sebagai ikrar Sumpah Pemuda.

Dari tahun 1928 hingga 2021, kini usia Sumpah Pemuda 93 tahun. Usia yang hampir satu abad lamanya. Tentunya tidak sedikit pengalaman baik dan buruk ditorehkan dalam perjalanan kehidupan Sumpah Pemuda. Tetapi semangatnya tetap menyala tanpa pernah padam.

Untuk memperingati Sumpah Pemuda hari ini, saya akan mengutip satu ayat Alkitab dali Lukas 7:14

"Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

Kalimat inilah yang diucapkan oleh Yesus ketika membangkitkan seorang anak muda yang mati. Walau kita masih hidup, tetapi kadang kala semangat kita lemah, bahkan "mati". Kita sering nyaman dengan kenyamanan kita, tanpa berani mengambil resiko untu berbuat yang lebih baik lagi. 

Akibatnya, banyak kita yang hanya bisa menuntut dan menuntut, meminta dan meminta. Namun apakah kita sudah berbuat untuk bangsa dan negara kita? Yesus juga mengajar para murid-Nya dalam Matius 22:21

Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.

Artinya apa? Kita punya kewajiban untuk memberikan sumbangsih, partisipasi, persembahan, dalam berbagai bentuk yang kita miliki seperti bakat, pengetahuan, prestrasi dan sebagainya untuk kita berikan kepada negara dan agama. 

Bakti kepada negara harus sama seperti bakti kita kepada agama. Hidup ini memang untuk kita persembahkan menjadi "berkat" bagi negara dan agama. 

Maka kita harus bangkit kembali. Kita ini "penggarap-penggarap kebun anggur" (Matius 20:1-16) yang bekerja untuk membangun bangsa dan negara. Kita bukan orang yang hanya bisa menuntut dan meminta. Mental pengemis itu harus kita patahkan. 

Kita semua diberikan kemampuan untuk bekerja, diberi kemampuan untuk berpikir, diberi kemampuan untuk berprestasi. Maka marilah kita mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa dan negara kita. Mari bangkit, jangan tertidur!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun