Mohon tunggu...
Yulius Solakhomi Wau
Yulius Solakhomi Wau Mohon Tunggu... Guru - Gratias Deo

Catholic Religion Teacher and Pastoral Ministry Agent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jagalah Etika Merokok di Ruang Publik

7 Oktober 2021   09:26 Diperbarui: 7 Oktober 2021   09:32 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rokok, barang ini bukan sesuatu yang asing dalam kehidupan kita. Di mana-mana, hampir di setiap tempat banyak kita jumpai rokok. Bahkan di hampir setiap warung dan kedai rokok dijual secara bebas. Bahkan menurut beberapa orang, rokok adalah salah satu barang yang laris di pasaran. 

Para perokok juga bisa dijumpai di mana-mana. Mulai dari rumah, di jalan-jalan, di tempat keramaian sudah biasa kita melihat mereka. Apalagi karena menurut kebiasaan tertentu, rokok dapat menjadi pererat kekerabatan. Lalu bagaimana etika merokok di tempat umum yang notabene tidak semua orang senang dengan asap rokok?

Dari beberapa referensi yang saya baca, asap rokok yang dihisap oleh perokok itu sebenarnya hanya 25% saja. Sedangkan 75% selebihnya beterbangan bersama udara. Asap yang dihisap oleh perokok itu meski berbaya untuk kesehatannya namun resiko itu bisa dikurangi dengan adanya filter di batang rokok, sedangkan asap yang dibuanya terbang bebas tanpa filter. Bahayanya, asap itu akan dihirup oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Asap yang dihirup orang lain itu akan masuk ke dalam parau-paru dan menjadi perusak kesehatannya. Efek samping asap rokok itu sangat berbahaya. Efek samping asap rokok dapat menyebabkan gangguan bagi penghuninya berupa bahaya akut (saat itu juga) maupun kronis (jangka panjang). Bahaya akut itu misalnya batuk, sesak napas dan sebagainya. Sedangkan gangguan kronis seperti kanker, impotensi, serangan jantung. Bahkan bagi ibu hamil, asap rokok bisa menyebabkan keguguran dan kelahiran prematur. 

Kenyataannya, banyak perokok yang tidak menyadari hal ini. Ataukah sudah tahu tetapi abai? Di tempat-tempat umum banyak perokok yang merokok sembarangan tanpa memikirkan resiko yang ia tulari kepada orang lain. Sebenarnya bagi saya sendiri, orang-orang yang merokok sembarangan di tepat umum itu saya sebut "biadab". Ya, karena mereka tidak mengenal adab. Maka seharusnya mereka mengedepankan etika merokok di tempat umum agar orang lain tidak terganggu.

Bagi perokok, saya sarankan agar di tempat umum tahan dirilah. Jangan mendatangkan bahaya bagi orang lain. Kalau memang benar-benar tidak tahan, silahkan menjauh dari keramaian. Dengan begitu, perokok bebas dari apa yang disebut "dosa sosial". Tapi lebih tepat lagi, berhentilah merokok.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun