Mohon tunggu...
Lilik YuliRiyanto
Lilik YuliRiyanto Mohon Tunggu... Relawan - Kita ini sama

Indahnya berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Titik Temu: Menginap di Kompleks Goa Maria

9 Desember 2021   13:40 Diperbarui: 9 Desember 2021   13:53 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dok Pribadi H Sholehuddin

Oleh: Sholehuddin*


Peristiwa ini agak lama, saya diminta membersamai para Guru Pendidikan Agama Katholik (PAK) Kabupaten Nganjuk dalam acara workshop. Kegiatan workshopnya biasa, tapi tempatnya yang luar biasa, yakni kompleks wisata religi umat Katholik Goa Maria di Pohsarang Kediri.

Saat itu hari Sabtu malam Ahad, biasa perjalanan agak terhambat. Saya sempat terjebak macet lumayan lama di Braan, pertigaan antara ke arah Kertosono dan Kediri. Setelah terurai, perjalanan berlanjut, saya janjian dengan panitia di daerah Lirboyo dekat pondok.

Setelah bertemu dengan mereka, saya didampingi salah seorang panitia melanjutkan perjalanan menuju ke lokasi. Dengan menembus kegelapan malam kawasan pegunungan, sampailah di lokasi. Tampak bangunan dengan bentuk yang unik memanjakan mata.

Para peserta menyambut ramah, meski sudah agak larut malam, namun semangat mereka untuk saling belajar tentang pembelajaran tidak luntur. Saya berdiskusi bersama peserta hingga pukul sebelas malam.

Usai pemaparan materi saya istirahat, saya pun disiapkan ruang inap di sebuah asrama yang memang disiapkan bagi peziarah. Asrama tampak sepi, meski semula agak susah memejamkan mata, akhirnya saya bisa tidur setelah menunaikan salat Maghrib dan Isya jama'-qashar.

Pagi hari setelah salat Subuh, saya sempatkan berkeliling kawasan yang menjadi destinasi wisata religi umat Katholik itu. Saya menyusuri titik-titik tematik seperti Goa Maria, Ritual Salib, dan lain lain. Ada juga makam di sekitar kawasan itu.

Jelang pulang, saya bertemu rombongan peziarah dari perum Citra Land Surabaya. Saya sempat berkenalan dengan mereka. Nyambung karena perumahan yang berlokasi di Lakar Santri itu tidak jauh dari desa asal saya di Menganti Gresik.

Pengalaman unik ini masih membekas. Saya merasa mendapat perlakuan yang sangat baik dari teman-teman Guru PAK sebagai tamu dan sesama manusia. Meski kami berbeda dalam satu hal seperti ritual dan simbol, tapi ada hal lain yang sama-sama kami rasakan, yakni kasih sayang antar sesama. Saya bisa sarapan bersama, bercengkerama, dan diskusi.

Terkadang pandangan masyarakat terhadap perbedaan terfokus pada simbol dan ritual. Tidak sedikit karena simbol menjadikan orang lain asing. Bahkan, menganggap mereka dengan simbolnya menjadi musuh, menjadikan beda cara ritual sebagai pemisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun