Mohon tunggu...
Yuli Marlina
Yuli Marlina Mohon Tunggu... Lainnya - zullina

Mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Sultan Agung, Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Ajaran Islam dalam Peran Warga Negara Menjaga Nilai Persatuan dan Kesatuan

23 Juni 2021   14:42 Diperbarui: 27 Juni 2021   20:55 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dr. Ira Alia Maerani S.H., M.H.; Yuli Marlina  

Dosen FH Unissula; Mahasiswa Sastra Inggris, FBIK

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), warga negara adalah penduduk dalam sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran. Mereka punya hak dan kewajiban penuh sebagai warga di negara itu. Berbicara mengenai kewajiban bagi warga negara, ada banyak kewajiban yang harus dipenuhi salah satunya adalah menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu makna persatuan dan kesatuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persatuan adalah gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagaiannya) beberapa bagian yang sudah bersatu. Sementara kesatuan adalah perihal satu. Keesaan yang bersifat tunggal. Berdasarkan istilah, persatuan dan kesatuan berasal dari satu kata yang berati utuh atau tidak terpecah belah.

Indonesia adalah negara dengan keragaman suku, budaya, bahasa dan agama yang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain. Dengan banyaknya keragaman juga perbedaan tersebut, tentu tidak bisa dipungkiri akan dapat menjadikan adanya konflik juga perpecahan. Lantas peranan apa sajakah  yang harus dilakukan warga negara guna menjalankan kewajiban dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia?

Hal yang paling utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam banyaknya perbedaan itu adalah dengan menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Toleransi berarti menghormati atau menghargai setiap tindakan, pendapat maupun keputusan orang lain. Islam juga mengajarkan kita tentang perbedaan dan bagaimana menyikapi perbedaan tersebut, dalam Alquran Allah menegaskan bahwa penciptaan manusia dan semua makhluk dengan segala perbedaannya bukanlah hal yang sia-sia, melainkan ada hikmah yang luhur bagi manusia yang berpikir. Perbedaan penciptaan juga tidak dimaksudkan untuk menjadi sumber konflik bagi manusia. Allah menciptakan seluruh makhluknya berbeda-beda agar manusia saling mengenal dan merenungi makna indahnya perdamaian dalam perbedaan. Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang artniya "Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujurat: 13). Jadi sebagai warga negara dan umat Islam yang baik kita harus bisa menghargai dan menghormati berbagai perbedaan baik perbedaan etnis, budaya dan agama.

Selain menerapkan sikap toleransi, kita juga dapat turut serta menjaga persatuan dan kesatuan dengan mengedepankan musyawarah, tidak bersikap egois dan menghargai hak-hak yang dimiliki setiap individu. Dalam hal ini, agama Islam juga menganjurkan umatnya untuk mendahulukan musyawarah. Seperti halnya yang dilakukan Rasulullah saat berdakwah di Madinah. Untuk menghasilkan poin-poin kesepakatan demi kemaslahatan warga Madinah, Rasulullah membuat perjanjian dengan penduduk Madinah dari berbabagai komponen baik Muslim, Yahudi dan lainnya sehingga melahirkan Piagam Madinah yang mana di dalamnya mengandung nilai-nilai demokrasi seperti persamaan, kebebasan, hak asasi manusia, musyawarah dan toleransi. Di dalam al-qur'an juga dijelaskan menganai anjuran untuk bermusyawarah seperti dalam surat Ali Imran ayat 159 yang artinya " Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."

Hal lain yang dapat kita lakukan dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan adalah dengan menggiatkan gotong royong. Gotong royong adalah bekerjasama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan gotong royong diharapkan interakasi masyarakat akan semakin erat dan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan. Ada berbagai nilai yang terkandung dalam gotong royong seperti nilai kebersamaan, rela berkorban, sosialisasi dan tolong menolong. Tentu saja hal ini juga selaras dengan ajaran Islam, Islam menginginkan umatnya saling mencintai, menyayangi, berbagi dan tolong menolong. Rasulullah mengingatkan kita tentang pentinya rasa kebersamaan dan tolong menolong dalam sebuah hadist yang artinya "barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah akan selalu menolongnya" (HR. Bukhari dan Muslim)

Walaupun setaip agama juga menjarkan mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan, tapi dari sini kita tahu bahwa ada banyak hal yang dapat kita lakukan dalam rangka menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun