Mohon tunggu...
Yuli D A
Yuli D A Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya Aku

Diam tanpa Ekspresi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Sekawan "Kelas Ekstra" Part 2

19 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 19 Juni 2022   07:13 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepergian pak Ilham yang mendadak menjadi tranding topik pada pertengah musim penghujan tahun ini. Kematian yang tidak wajar menjadi salah satu tanda tanya besar. Sebenarnya apa yang terjadi, hingga Pak Ilham sampai meninggal di sekolah, kenapa nggak pas di rumah saja? apa lagi meninggalnya di kamar mandi, tau sendiri kamar mandi, tempat berkumpulnya jin.

Lee duduk di meja sudut membelakangi dinding, mengamati pintu kelas yang baru saja dibukanya lebar, hingga dia bisa melihat keberadaan pak bon yang sedang membersihkan taman depan kelasnya.

Wajah lelaki setengah baya itu tampak berbeda dari biasanya. Seakan ada yang disembunyikan, Sesekali menoleh kearah Lee dan membuang muka ketika beradu pandang.

Lee tersenyum sembari melambaikan tangan kepadanya, tetapi  dia tidak merespon bahkan dia langsung beranjak dari tempat itu tanpa menoleh lagi.

Ada apa dengan dia? Apa dia tau sesuatu?

Bayangan wajah Pak Ilham dengan senyum terakhir terlintas jelas di matanya. senyum yang sangat berbeda dengan senyum biasanya, senyum yang dingin, tanpa ekspresi.

Kenapa roh Pak Ilham gentayangan? apa meninggalnya bukan karena penyakit jantung? Atau- mungkin ada yang berencana menyingkirkan Pak Ilham. Tapi Pak Ilham nggak punya musuh, dia guru yang baik, nggak pernah marah. Siapa yang tega menyakiti beliau.

Lee menghela nafas panjang, dia masih belum percaya guru yang sangat baik bijak secepat itu pergi tanpa meninggalkan pesan.

Donald yang baru saya masuk ke ruang kelas, menatap temannya yang melamun tak menyadari kehadiranya.

"Lee, ngelamun apaan?" Donald menepuk pundaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun