Mohon tunggu...
Yulida Hasanah
Yulida Hasanah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer and Mompreuner Peduli Generasi dan Keluarga

Hidup ini tempat menyemai pahala, dan menulis adalah salah satu media yang bisa mendatangkan pahala. Hanya orang beriman yang yakin akan hari ditimbangnya pahala dan dosa manusia selama hidup di dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Logika Sederhana Memahami Akar Masalah Manusia dan Solusinya

13 Agustus 2019   05:13 Diperbarui: 13 Agustus 2019   05:14 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah kita bertemu atau melihat, atau mungkin membaca berita dan komentar-komentar penolakan seorang muslim, yang ketika disampaikan bahwa akar masalah yang menimpa mereka saat ini adalah karena meninggalkan hukum Allah SWT yang kaffah?

Atau pernahkah kita juga menemui statemen-statemen miring bahkan tuduhan terhadap sistem Islam dan Khilafahnya tak kan mampu menyolusi masalah negeri? Bahkan tuduhan bahwa sumber masalah yang menimpa negeri hari ini gara-gara Khilafah?

Dan lebih parahnya lagi, komentar maupun pendapat seperti di atas malah muncul dari orang-orang yang tak biasa. Mereka ada yang skala profesor, doktor, Kiai Haji, dan gelar-gelar hebat lainnya.

Kok bisa ya?

Sudahlah. Peran kita kan hanya menyampaikan kebenaran. Jika ada pihak yang menolak bahkan menuduh yang tidak-tidak. Kita tetap harus terus menyampaikan yang benar.

Dan tak ada salahnya jika kita mengajak berpikir umat ini, agar memahami akar masalah yang terjadi dan solusi apa yang harus kita ambil. Coba deh kita sedikit berpikir logis terhadap masalah sederhana di bawah ini. Namun bukan berarti berpikir dangkal atau pragmatis lho ya!? Ini sekedar logika sederhana saja. Yang untuk memahaminya, tak perlu jadi seorang Doktor atau Profesor atau Kiai dulu kok.

Pertama, ketika ada sebuah masalah baju yang kita pakai sering tiba-tiba salah satu kancingnya terbuka sendiri. Ketika dilihat, ternyata masalahnya adalah lubang kancing baju kita kelebaran. Sedangkan kancing yang ada, ukurannya ya segitu-gitu saja. 

Pertanyaannya, ketika kita tau bahwa akar masalah terdapat pada lubang kancing yang mulai melebar. Apa yang kita lakukan? Yup, otomatis kita jahit si lubang kancing, sampai ukurannya nyaman untuk mengunci kancing baju kita itu. Bukan malah nyalahin si kancing baju, kenapa dia kok sering keluar lubang?

Kedua, saat kita salah beli sepatu karena ukurannya ternyata terlalu kecil dibanding ukuran kaki kita. Menurutmu, apakah yang salah dan harus ganti ukuran itu adalah kaki kita atau bahkan kita menyalahkan penjual sepatunya? Nah, kamu benar!(seperti kuis saja ya?). Yang harus diganti adalah ukuran sepatunya. Segera tukarkan sebelum tokonya tutup. Dan pilihlah ukuran sepatu yang pas untuk besar/kecilnya kaki kita. Beres kan?

Logika ketiga dan terakhir adalah saat kita memiliki kulit wajah (kulit badan juga) tak seputih artis korea. Tapi kita ingin sekali terlihat putih merona, sedap dipandang mata. Dan akhirnya kita memutuskan untuk memakai kosmetik untuk pemutih wajah. Dan ternyata kulit putih yang didamba tak kunjung tiba. Siapa yang ingin kita salahkan, jika sudah begini? Si kosmetik yang tidak tau apa-apa, sebab dia hanya komoditas buatan manusia. Ataukah kita akan menyalahkan kulit gelap yang kita punya, kenapa begitu bandelnya tidak mau berubah warna.

Ya, bagi manusia-manusia yang berpikir. Seharusnya, ketika kulit yang merupakan karunia Sang Pencipta berwarna gelap sejak dari penciptaannya. Kewajiban kita hanyalah bersyukur dan menerima apa adanya. Bukan malah mau mengubah yang sudah menjadi qadla'-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun