Mohon tunggu...
Yulida Hasanah
Yulida Hasanah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer and Mompreuner Peduli Generasi dan Keluarga

Hidup ini tempat menyemai pahala, dan menulis adalah salah satu media yang bisa mendatangkan pahala. Hanya orang beriman yang yakin akan hari ditimbangnya pahala dan dosa manusia selama hidup di dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Berebut "Kursi" Menjadi Karakter Politik Demokrasi?

20 Juli 2019   11:00 Diperbarui: 20 Juli 2019   11:18 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Oleh : Yulida Hasanah*

Berebut 'kursi' tenyata tak hanya terjadi di kelas baru. Terbayang kan, bagaimana 'serunya' rebutan kursi yang sering dialami oleh siswa siswi di sekolah baru mereka? 

Tentu saja sangat seru, sebab mereka hanya berebut 'kursi' tempat duduk ketika belajar di kelas. Dan hal ini tidak identik dengan keserakahan, melainkan lebih tepat dikatakan sebagai euforia anak-anak sebagai pelajar di sekolah barunya.

Namun, bagaimana jika yang diperebutkan adalah 'kursi' bermakna jabatan? Pasti semua dari kita juga sudah tahu, jika kursi tersebut saat ini juga sedang panas-panasnya saling diperebutkan. 

Bukan berniat untuk menjustifikasi negatif, hanya saja gambaran perpolitikan di negeri ini seakan tak ada habisnya mengurusi masalah 'kursi' tersebut. 

Lebih-lebih setelah fix hasil pemilu diputuskan pemenangnya adalah kubu petahana, artinya Komisi Pemilihan Umum telah memutuskan bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024 . 

Golkar sebagai partai pengusung Presiden dan Wakil Presiden yang meraih suara terbesar ketiga, dengan sigap mengusulkan 4 nama untuk menduduki empat kursi menteri. (Hargo.co.id)

Tak mau kalah, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin pun datang bersama Ketua-Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB seluruh Indonesia, mereka datang mengusulkan 10 nama (calon) menteri kepada Jokowi. (Kumparan.com)

Partai Nasdem tidak ingin kalah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang meminta jatah sepuluh menteri di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem, Tengku Taufiqulhadi mengatakan, pihaknya akan meminta jatah kursi menteri lebih banyak. Hal itu dikarenakan jumlah kursi Nasdem di DPR lebih banyak ketimbang PKB.(Jawa pos.com)

Walaupun pernyataan Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem itu dibilang 'guyon', namun tidak bisa ditutupi bahwa semua partai pendukung pastilah akan menagih 'kursi' yang telah dijanjikan. 

Sebab, tak ada ceritanya, di zaman politik saat ini istilah 'makan siang gratis', semua ada kompensasi dari jerih payah yang sudah mereka keluarkan demi memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun