Mohon tunggu...
Yulia Ratnasari
Yulia Ratnasari Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis

Simply Yulia, currently working as an executive during the day and painting and or writing during the night. You'll either find her wandering around the CBD looking at the moody sky or spacing out questioning life.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bumi Duniawi.

14 Desember 2017   23:16 Diperbarui: 13 Januari 2018   06:58 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bulan, ludah, matahari.

Bumi bulat tidak pernah sendiri, karena ia dipenuhi mahkluk-makhluk. Mereka menyebutnya binatang dan tumbuhan. Yang binatang, sesuatu yang bergerak-bergerak, dan yang tumbuhan, sesuatu yang diam saja tapi hidup. 'Mereka' yang dimaksud adalah manusia, salah satu bagian dari binatang. 

Tapi, manusia paling agung, klaim mereka. 

Manusia paling bijaksana, klaim mereka.

Manusia yang menakhlukkan Bumi, klaim mereka.

Hampir semua manusia menganggap mereka diciptakan langsung sebagai manusia, tapi Bumi tahu kebenarannya. 

Bumi bimbang.

Walaupun makhluk manusia selalu ribut, Bumi tetap kesepian. Bom sana bom sini, rebutan daerah kecil ditengah-tengah Afrika, Eropa dan Asia, padahal lokasi strategis lainnya banyak. Mereka juga sibuk bertukar barang dengan sesuatu yang lebih berharga daripada manusia sendiri, dinamakan uang, kadang berbentuk kertas, atau hanya angka-angka hijau dan merah. Manusia juga perang antar manusia. Ada yang tidak suka ada yang berwarna lain, padahal sama saja anehnya. Ada yang lapar, ada juga yang sangat kenyang; yang peduli dengan yang lapar. Ada yang sakit, ada yang membuat penyakit. Manusia, sejak mereka menemukan bahasa, manusia tidak pernah diam, tetapi Bumi masih merasa sepi.

Sekarang, manusia kebingungan menyelamatkan Bumi. Mereka gencar melakukan konservasi kepada sepupu binatang manusia yang semakin sedikit, akibat ulah mereka sendiri. Dan juga lapisan atmosfer Bumi yang mulai menipis, Global Warming, sebut mereka. Tak lama, mereka mengubahnya menjadi Global Climate Change karena ada yang mengalami Global Colding. Ya itulah, apalah arti terminologi.

Bumi melirik kanan dan kiri sambil memutar. Semuanya gelap, dilihatnya temannya, yang sombong karena dia paling keren dan bercincin.

Binatang manusia menyebutnya Saturnus. Karena si cincin berparas unik, banyak fansnya kecil-kecil mengitarinya, jumlahnya 63.

Dulu, waktu Bumi kecil, Bumi sayang sebuah batu bernama Titan, dan sangking sayangnya, Bumi memberinya air saat Titan haus, memberinya atmosfer saat Titan ingin merasakan rasanya bernafas, dan memberinya warna hijau dan hijau-kebiruan, saat ia ingin merasakan rasa berwarna. Tapi, sejak Titan melihat kemegahan si sontoloyo kuning bercincin itu, Titan pergi begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun