Mohon tunggu...
Yulianto Satmoko
Yulianto Satmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sederhana dalam berfikir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anakku Resign di Masa Pandemi

16 Maret 2021   10:29 Diperbarui: 16 Maret 2021   10:55 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, bulan purnama

Aku bersedih,  istriku bersedih,  kepulangan dua anak lelaki ke rumah di masa pandemi, bukan tanpa alasan.  Keduanya  merantau, yang satu resign karena menurutnya gajinya sekarang sedikit.  Tidak  ada bonus lagi,  tidak  ada pekerjaan keluar kota dan menginap di hotel minim bintang  4, tidak  ada uang saku lagi,  tidak  ada  kesenangan lagi. 

Yang nomor dua diminta cuti,  seperti  semua karyawan lain, ada yang masih dipekerjakan kelak,  ada yang diputus kontrak  kerjanya, karena omzet  perusahaan sedikit,  imbas dari  pandemi. 

Yang mengejutkan adalah keduanya tidak  bilang kalau mau pulang,  tahu-tahu sudah ada mobil berhenti di depan rumah di dini hari,  dengan koper penuh  dengan  semua barang. 

"Ayah,  aku resign dari pekerjaan,  soalnya  capek  dah" Katanya. Aku agak kecewa dengan apa  alasannya,   capek? Ayahmu bekerja keras tak  mengenal kata capek dan lelah,  bukan menjadi kaum rebahan yang punya handphone dua,  yang satu untuk komunikasi,  yang satu untuk main game. Itu  kalimat yang hampir terucap,  apapun  yang dia pilih,  tetapi resign di masa pandemi menurutku sama sekali tidak tepat,  berapa banyak yang kehilangan pekerjaan,  sementara  yang punya pekerjaan lumayan  malah melepaskannya begitu rupa. 

Berhari-hari suasana muram,  tiap hari aku berfikir kenapa  dia  harus resign di masa sulit ini.  Aku berfikir  tuntutan anakku terlalu tinggi,  meski gajinya lumayan,  tetap  saja tidak puas,  yang sayangnya dibelikan segala sesuatu hanya untuk menuruti pacarnya. 

Sekarang ini anak lelaki sulung sudah dijauhi pacarnya  karena melepaskan pekerjaan,  dia nampaknya santai saja. 

Tiap hari pekerjaannya  nongkrong di  sebuah working space yang bertebaran di dekat rumah,  entah apa yang dilakukannya sendirian. 

Satu setengah bulan berada di rumah,  dia membuat kami terkejut, suatu sore. 

"Ayah,  setengah bulan lagi aku akan berangkat,  jangan marah kalau aku resign pekerjaanku,  aku ingin mendapatkan sesuatu yang lebih " Katanya. 

"  Apa itu nak?   ini masa sulit,  seharusnya kamu pikir ulang untuk resign,  orang di luar sana kehilangan  pekerjaan,  sementara  kamu melepaskan  posisi  yang terbaik saat ini" Kataku.  

"Ayah aku sedang menghubungi agen yang mengurus visaku,  setengah bulan lagi aku akan berangkat" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun