Mohon tunggu...
Yulianto Satmoko
Yulianto Satmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sederhana dalam berfikir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Biar Tekor Asal Kesohor, Masalah Pengaruh Lingkungan dan Balas Dendam

7 Maret 2021   23:09 Diperbarui: 8 Maret 2021   00:03 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pengaruh lingkungan memang tidak bisa dipungkiri mempengaruhi pola hidup seseorang,   apalagi jika orang tersebut memiliki apa  yang dinamakan istilah ' kagetan'. 

Sebagai contoh begini,  seseorang yang tinggal  diantara teman atau lingkungan  yang berkiblat pada penampilan dan hedonisme,  lambat laun akan bisa mengikuti gaya dari lingkungan terdekatnya. Jika model selalu ikut gaya orang lain 

Kenapa bisa begitu?

Siapa saja yang rentan melakukan ini:

Pertama,  orang yang selalu hidup berdasarkan penilaian orang lain,  keinginan  lebih kuat daripada kebutuhan,  kalau tidak sama dengan temannya,  menganggap dirinya  belum selevel dengan orang tersebut. Kepemilikan barang,  yang  dibutuhkan atau yang diinginkan menjadi sesuatu  yang rancu. Demikian juga lingkungannya, kalau  ada yang berbeda dianggap tidak selevel,  itulah yang mendorong seseorang agar diakui eksistensinya. 

Yang kedua,  orang yang semula hidup sangat sederhana dan memiliki rasa iri pada orang kaya,  kurang mensukuri apa yang dimilikinya,  memiliki semacam balas dendam,  merasa diremehkan dan merasa bahwa dengan memiliki berbagai barang mereka naik kelas. Sesuatu yang bagus  bagai sebuah pencapaian tetapi jumawa lalu biasanya mengikutinya. 

Yang ketiga orang  yang belum punya nama dan gila dipuja,   memberi agar terlihat dan dipuji,  menolong agar terlihat dan dipuji,  jika mampunya kelas ekonomi maka gengsi memakai kelas ekonomi karena semua temannya memakai kelas bisnis.

Yang keempat,  kelompok panjat sosial yang merasa hebat jika berteman dengan orang hebat.

Yang kelima orang yang kurang berwawasan luas dan berpikir dangkal,  tidak bisa menjadi dirinya sendiri,  malu kalau berbeda dengan  yang lainnya . 

Semua itu adalah masalah prinsip gaya hidup seseorang,  tidak  ada yang perlu dihakimi,  susahnya  jika hidup  diantara orang  yang demikian dan tidak bisa menjadi diri sendiri,  mirip mengikuti balapan lari dengan kemampuan yang beda sendiri,mirip orang yang mengejar kereta yang berjalan kencang,   nilai ketulusan tergeser oleh keinginan mendapatkan poin,  nilai kedamaian digasak oleh panasnya api kecemburuan  sosial.

Pilihan cerdasnya adalah menjadi diri sendiri tanpa  terprovokasi,  maka akan damai hati ini.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun