Mohon tunggu...
Yulianto Satmoko
Yulianto Satmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sederhana dalam berfikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Ampuh Menghancurkan Diri Sendiri adalah Kebencian Terhadap Orang Lain

6 Maret 2021   18:19 Diperbarui: 6 Maret 2021   18:34 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang menyebabkan seseorang  membenci orang lain? Kadangkala ada alasan  yang sangat  jelas dan kadangkala tidak ada alasan sama sekali,  kecuali rasa benci  itu timbul mendadak atau  spontan. 

Jika kebencian itu diperlihatkan dengan jelas,  orang yang dibenci mungkin sempat berfikir,  ada  apa ya? Tetapi jika kebencian  itu mirip perang gerilya,  bermuka dua,  di depan baik sementara di belakang sedang menggalang massa untuk mencari  follower atau pengikut agar ikut membenci  yang dibencinya, mungkin hal yang tidak pernah dipikirkan sama sekali oleh obyek kebencian. 

Kebencian yang begitu mendalam pada seseorang,  misalnya dalam sebuah  komunitas,  orang yang dibencinya  lewat atau muncul pun,  si  pembenci sudah panas hati. Apalagi melihat yang dibencinya ( yang kemungkinan dia tidak  tahu bahwa dibenci seseorang),  nampak hidup tenang,  gembira dan bahagia,  maka makin panaslah hati si pembenci.  

Ke level atau tingkatan yang lebih tinggi adalah dorongan merusak untuk menghancurkan orang yang dibencinya,  membuat fitnah di belakang orang itu . Yang bersifat  lebih frontal dengan menyerang secara  verbal di dunia nyata atau  di medsos orang yang dibenci jika itu di dunia maya.

Apakah anda pernah merasa seseorang membenci anda dengan sangat jelas atau menusuk di belakang  punggung anda?  Ketika anda bertanya misalnya mengenai respon yang tidak  mengenakkan dan orang itu mengatakan' loh aku tadi ngomong apa ya?.

Manusia itu kadang bingung dengan dirinya sendiri,  jelas  menunjukkan kebencian amat sangat namun bersikap seperti tidak  ada apapun yang terjadi. 

Memahami,  yah memahami disitulah sulitnya memahami dan memaafkan orang lain dan bahkan jatuh kasihan. 

Kasihan ya sudah tua kok begitu. 

Kasihan dia memang sebenarnya hidup dalam tekanan berat. 

Kasihan sudah sakit parah masih berkelakuan begitu. 

Mungkin di samping introspeksi diri,  merasa kasihan pada orang lain yang membenci anda,  adalah cara ampuh supaya tidak terikut menjadi orang yang sama dengannya,  seorang pembenci. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun